Jakarta, Gesuri.id - Berhasil memperjuangkan warga terdampak limbah TPA Supit Urang milik Pemkot Malang, anggota DPRD Kabupaten Malang, Abdul Qodir atau Adeng, sepertinya belum puas.
Sebab, dari tiga desa yang terdampak bau tak sedap TPA itu, baru satu desa, yakni Desa Jedong, yang mendapatkan bantuan satu unit mobil Siaga Wuling Confero dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Malang.
Sedangkan dua desa lainnya, yakni Desa Dalisodo dan Desa Pandanlandung, Kecamatan Wagir, Kabupaten Malang, masih dijanjikan oleh Pemkot Malang.
Baca: 9 Prestasi Mentereng Ganjar Pranowo Selama Menjabat Gubernur
"Itu jadi PR saya. Sebab, itu sudah jadi janji politik saya saat kampanye Pileg (Pemilihan Legislatif) 2024 lalu, saya harus berhasil memenuhi tuntutan warga awal tahun 2026 nanti," ungkap ketua Fraksi PDI Perjuangan itu, Senin (29/12).
Namun demikian, Abdul Qodir, yang baru seminggu terpilih jadi Sekretaris DPC PDI Perjuangan Kabupaten Malang itu sedikit puas.
Sebab, satu mobil Siaga, sudah berhasil diperjuangkan, dengan diberikan ke Desa Jedong.
Hebatnya, Abdul Qodir bisa 'memerintah' Ahmad Basarah, Ketua DPP PDI Perjuangan bidang Luar negeri, untuk datang dan menyerahkan mobil Siaga itu, langsung ke Tekat Wahyudi, Kades Jedong, Jumat (26/12).
Bahkan, ia dapat sambutan hangat dari warga karena bukan cuma dapat mobil, namun warga tiga desa yang terdampak limbah itu bisa berobat gratis ke Puskemas Mulyorejo, milik Pemkot Malang.
"Namun, selagi dua desa lainnya belum dapat mobil yang sama (mobil Siaga), saya belum puas," tuturnya.
Perlu diketahui, tiga desa di Kabupaten Malang itu selama ini terdampak limbah TPA Supit Urang yang menampung sampah seberat 500 ton per hari.
Mereka sudah bertahun-tahun, merasakan bau badek, serangan lalat hijau ke kampungnya dan sumurnya tercemar.
Namun, mereka cuma diberi janji-janji manis terkait kompensasi itu oleh Pemkot Malang.
Akhirnya, Ahmad Dzulfikar Nurrahman, Kadis LH Pemkab Malang, lewat perjuangan Abdul Qodir, memberikan satu unit mobil Siaga Confero, dan tiga unit sepeda motor roda tiga buat tiga desa itu.
"Berikutnya, kami bersama anggota dewan lainnya, akan memberikan Pokir kami buat pengadaan alat berat (eskavator atau buldozer) buat desa-desa yang rawan terkena bencana."
Baca: Ganjar Ajak Kader Banteng NTB Selalu Introspeksi Diri
"Itu seperti Desa Jedong dan Dalisodo. Saat ini ada lokasi longsor di Desa Dalisodo, yang belum diperbaiki meski sudah sebulan lalu."
"Makanya, biar nggak menunggu alat beratnya dari Cipta Karya atau Dinas Pengairan, ya mending kami belikan sendiri," ungkapnya.
Sementara itu, Plt Kadis LH Kota Malang, Raymond H Matondang, menjamin jika kompensasi buat warga Kabupaten Malang, yang terdampak limbah itu pasti direalisasikan.
"Jika tidak Februari ya Maret 2026, itu baru bisa direalisasikan," ungkap Raymond.

















































































