Jakarta, Gesuri.id - Anggota Komisi X DPR RI Bonnie Triyana menyoroti peran sentral sekolah dalam membentuk karakter dan mental siswa.
Politikus PDI Perjuangan yang juga dikenal sebagai pendiri Historia.id dan pernah menjadi kurator tamu di Rijksmuseum Amsterdam itu menegaskan bahwa pendidikan karakter tak kalah penting dari pencapaian akademik.
“Sekolah bukan sekadar tempat mengejar nilai. SMPN 2 ini adalah tempat pembentukan mental dan karakter saya,” ujar Bonnie. dalam rangka serap aspirasi dan pembagian Program Indonesia Pintar (PIP), Senin (29/12).
Baca: 9 Prestasi Mentereng Ganjar Pranowo Selama Menjabat Gubernur
Kunjungan ini berkesan khusus bagi Bonnie, yang merupakan alumni SMPN 2 Rangkasbitung sekaligus putra daerah yang menghabiskan masa kecil dan pendidikannya di sana.
“Berbagai kegiatan nonakademik yang saya ikuti, dari pramuka, literasi, hingga organisasi siswa seperti OSIS dan pengurus perpustakaan, justru sangat membekali kehidupan saya hingga kini.” Tambahnya.
Bonnie menekankan bahwa kepercayaan diri, kepemimpinan, dan kemampuan memecahkan masalah yang ia dapatkan dari pengalaman itu sangat berharga. Ia mendorong sekolah untuk memperkuat perannya sebagai ruang pengembangan minat dan bakat siswa, baik di bidang seni, olahraga, maupun aktivitas kreatif lainnya.
“Sekolah harus memberi ruang bagi bakat anak-anak dan fokus pada pembentukan karakter yang tangguh,” tegasnya.
Agenda dilanjutkan di SMPN 3 Rangkasbitung. Dalam sambutannya, Bonnie kembali menegaskan ikatannya dengan daerah: “Saya ini anak Rangkasbitung. Lahir, besar, dan bersekolah di sini. Hari ini saya kembali sebagai anggota DPR RI dari Komisi X yang mengurusi pendidikan dan kebudayaan.”
Ia menjelaskan mekanisme bantuan PIP sebesar Rp750 ribu per tahun untuk jenjang SMP dan mengingatkan orang tua untuk mendaftarkannya setiap tahun. Bonnie juga membuka pendampingan melalui rumah aspirasinya di Jalan Sunan Giri, Rangkasbitung.
Baca: Ganjar Ajak Kader Banteng NTB Selalu Introspeksi Diri
Di tengah kunjungan, Bonnie menyoroti tantangan pendidikan di Lebak, di mana data statistik menunjukkan lebih dari 22 ribu anak tidak bersekolah, dengan rata-rata lama sekolah setara kelas I SMP.
“Ini tantangan besar kita bersama. Pendidikan adalah kunci masa depan,” katanya. Ia juga mengingatkan pentingnya peran orang tua dalam pengawasan penggunaan gawai dan media sosial, serta menjaga kolaborasi yang baik dengan guru untuk menciptakan lingkungan sekolah yang aman dan nyaman bagi perkembangan intelektual dan mental siswa.
Melalui kunjungan ini, Bonnie Triyana berharap bantuan PIP dapat meringankan beban ekonomi sekaligus menyemangati siswa untuk bersekolah. Lebih dari itu, ia ingin mengingatkan semua pihak bahwa sekolah harus menjadi institusi utama yang memperkuat karakter dan mental generasi muda, melampaui sekadar pencapaian angka akademik

















































































