Jakarta, Gesuri.id - Wali Kota Semarang Agustina Wilujeng mengungkapkan, event kirab budaya tahunan Cheng Ho kini menjadi incaran dunia pariwisata internasional.
Banyak wisatawan mancanegara menjadikan event memperingati pendaratan Laksamana Cheng Ho ke Semarang sebagai atraksi pariwisata yang menarik.
Baca: Ganjar Harap Kepemimpinan Gibran Bisa Teruji
Lebih dari itu, muhibah Chen Ho atau Sampo Tay Djien yang diwarnai pendaratan ke Semarang 620 tahun lalu, berkaitan dengan sejarah internasional jalur sutera (jalur perdagangan rempah-rempah internasional) abad ke-2 hingga abad ke-15.
Dimana Cheng Ho melakukan kunjungan dan kerjasama perdagangan dengan negara-negara di Afrika dan Asia pada abad ke-14.
Untuk itu, Pemkot Semarang bertekad mengembangkan secara maksimal event kirab Cheng Ho atau Sampo Tay Djien ini, sebagai salah satu atraksi besar pariwisata di Kota Semarang.
Baca: Ganjar Dorong Delapan Parpol di DPR RI Duduk Bersama
“Peringatan Cheng Ho yang berkaitan dengan jalur sutera dikembangkan secara maksimal. Pemkot Semarang berjanji membangun kembali jembatan penghubung supaya seluruh acara karnaval Cheng Ho menjadi lebih baik, yang akan dihias dengan lampion ala Pecinan tempo dulu. Ini mengembalikan semangat kita untuk menjadikan kota lama, kampung Melayu dan Pecinan sebagai destinasi wisata menarik,” kata Agustina, Minggu (27/7).
Lebih lanjut Agustina mengungkapkan, revitalisasi kawasan terpadu heritage wisata budaya tiga tempat tersebut, yaitu kota lama, kampung Melayu dan Pecinan, diharapkan selesai tahun 2026, baik infrastruktur maupun hiasannya, sehingga ataksi-atraksi pariwisata termasuk festival Cheng Ho semakin banyak didatangi wisatawan domestik maupun mancanegara.
“Festival Cheng Ho menjadi sebuah fenomena. Pemkot Semarang akan terus mendukung. Saya tahu itu event yang diincar oleh dunia internasional. Pemkot Semarang akan membantu lebih banyak berperan sehingga menjadi lebih besar dan lebih hebat lagi,” kata Agustina.
