Ikuti Kami

Andreas Tegaskan Kelompok Rentan Perlu Perhatian Khusus

Perhatian khusus ini dalam rangka pengentasan kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Andreas Tegaskan Kelompok Rentan Perlu Perhatian Khusus
Anggota Komisi XI DPR RI Andreas Eddy Susetyo.

Malang, Gesuri.id - Anggota Komisi XI DPR RI Andreas Eddy Susetyo menegaskan perlunya perhatian khusus terhadap kelompok subsistence (rentan) seperti perempuan, pekerja migran, difabel, dll.

Perhatian khusus ini dalam rangka pengentasan kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

“Salah satu upaya mengangkat kelompok susbsistence adalah dengan memberikan berbagai akses serta kemudahan dalam berusaha. Mereka harus mendapatkan akses sehingga mampu membuka usaha dan mandiri secara ekonomi melalui peningkatan kapasitas UMKM,” kata Andreas di hadapan seribuan Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Program Keluarga Harapan (PKH) dan 500 pendamping keluarga harapan, di Pendapa Agung Kabupaten Malang, Sabtu (25/6). 

Baca: Andreas Soroti Manfaat Kawasan Berikat di Banten

Saat pandemi Covid-19, lanjut dia, kelompok susbsistence mengalami kenaikan karena banyaknya kasus PHK dan menurunnya daya beli masyarakat. 

“UMKM yang baru mulai limbung, UMKM yang sudah berjalan mengalami kesulitan. Saat seperti ini dibutuhkan terobosan agar mereka tetap bertahan dan bertumbuh. Karena UMKM adalah salah satu penyangga perekonomian nasional.” unkapnya.

Andreas mengungkapkan BI merupakan mitra kerja Komisi XI, memiliki program sosial yang bisa sinergi dengan program pengentasan maupun pengentasan kelompok subsistence dari garis kemiskinan. 

“Melalui PSBI kita akan sinergikan dengan KPM diantaranya  dengan penyaluran bantuan peralatan produksi, pendampingan serta bantuan kemudahan untuk perizinan maupun pemasaran. Dengan demikian, PSBI akan lebih tepat sasaran.” ungkapnya.

Peluang usaha di Malang Raya, menurut Andreas masih terbuka luas mulai dari sektor makanan, kerajinan, sandang maupun industri kreatif. 

“Tentu amat disayangkan jika berbagai peluang pasar tersebut dikuasai baran dari luar, sehingga kita hanya menjadi penonton yang menjadi pasar produk yang sebenarnya bisa kita sediakan sendiri.” paparnya.

Sementara itu Mensos Tri Rismaharini mengingatkan penjajahan sekarang dan ke depan bukan lagi penguasaan wilayah seperti jaman dulu tetapi penguasaan ekonomi.

“Kalau kita tidak segera bangkit kita akan bergantung pada produk luar sehingga sangat berbahaya bagi perekonomian kita,” tandas Risma.

Baca: Andreas Ajak Anak Bangsa Bumikan Nilai-nilai Pancasila

Untuk itu, sambung dia, harus ada perubahan cara berpikir segala kubutuhan semaksimal mungkin bisa tercukupi melalui usaha sendiri.  

“Ayolah kita mulai, jangan lagi bermasalas-malasan. Kalian semua bisa kaya, mulai berpikir dan mulailah menjadi wirausahawan ada saja yang bisa kita bikin dan jual. Kalian pasti ada yang bisa bikin baju, kue dan lain-lain. Nanti kita bantu untuk pengemasan, dan standardisasi kualitas agar produk kalian bisa masuk di supermarket maupun toko-toko on line,” tandas Risma.

Sementara Kepala KPW BI Malang menambahkan bahwa pihaknya siap mendukung program pengentasan kelompok subsistence sebagai bentuk aksi sosial. 

“Kami sudah menyalurkan bantuan PSBI di berbagai tempat, saya kira melalui program bersama Kemensos ini akan meningkatkan value dan efektifitas PSBI,” ujar Samsun Hadi.

Quote