Jakarta, Gesuri.id - Anggota Komisi VIII DPR dari Fraksi PDI Perjuangan Ansari, tegas mempertanyakan alasan di balik terpilihnya Rakeen dan Al Bait Guests.
Menurut keterangan yang didapatkan dari konstituen di daerah pemilihannya (dapil), kedua syarikah ini justru bermasalah.
Baca: Ganjar Tekankan Kepemimpinan Strategis
"Konstituen saya juga nanya, bagaimana syarikah ini kok dipilih lagi. Karena kita ketahui dua syarikah yang dipilih ini, dua syarikah yang bermasalah. Yang tidak mengeluarkan nusuk ini, di dua syarikah ini," ujar Ansari dalam rapat kerja dengan Kementerian Haji dan Umrah, di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, Senin (27/10).
Ansari menegaskan bahwa DPR tidak terlibat dalam proses pemilihan tersebut dan membutuhkan kejelasan.
"Jadi kok bisa dipilih lagi. Konstituen nanya seakan-akan kami yang memilih, padahal kami tidak mengetahui tentang dua syarikah ini," tegasnya.
Ia menekankan bahwa Kementerian Haji dan Umrah memiliki kewajiban untuk memberikan penjelasan yang transparan kepada publik.
Baca: Ganjar Ingatkan Pemerintah Program Prioritas dengan Skala Masif
Menurutnya, pihak Kementerian Haji dan Umrah perlu menjelaskan kembali kepada publik, perihal alasan pemilihan kedua syarikah ini.
Informasi yang dihimpun Inilah.com, terdapat 18 perusahaan yang menjadi peserta tender, sebagai operator layanan bagi jemaah haji. Sejak keberangkatan hingga kepulangan.
Dari 18 peserta itu, lolos 6 perusahaan. Posisi teratas ditempati Almasia, disusul Al Bait Guests, Rawaf Mina, Rifat Rifa'ah, dan Rakeen. Perusahaan nomor buncit itu, sumber masalahnya.

















































































