Ikuti Kami

Ansy Desak Pemerintah Berpihak Pada Peternak Kecil 

Menunjukkan komitmen dan keberpihakan kepada nasib peternak kecil perunggasan.

Ansy Desak Pemerintah Berpihak Pada Peternak Kecil 
Anggota DPR RI Komisi IV Yohanis Fransiskus Lema atau Ansy Lema. (Foto: Istimewa)

Jakarta, Gesuri.id - Anggota DPR RI Komisi IV Yohanis Fransiskus Lema atau Ansy Lema mendesak Kementerian Pertanian melalui Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan menunjukkan komitmen dan keberpihakan kepada nasib peternak kecil perunggasan dalam bentuk kebijakan yang tepat dan terukur untuk lima tahun ke depan.

Hal ini ditegaskan politisi PDI Perjuangan tersebut ketika menghadiri audiensi virtual Komisi IV DPR RI dengan Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia (Pinsar), Jumat (3/4).

Baca: Chondrowati & Kader Banteng TBB Gotong Royong Perangi Covid

Ansy mengaku telah mendengar keluhan para peternak kecil yang tidak mendapat perhatian pemerintah. Saat ini para peternak unggas merasa terpuruk karena harga ayam dan telur ayam yang terus turun di tengah Pandemik Corona (Covid-19).

“Harga ayam di tingkat peternak yang dilepas dari kandang sebesar Rp 13.000 - 14.500/kg, sementara harga pokok produksi (HPP) 1 kg ayam mencapai Rp 17.000 - 18.000/kg. Sementara ayam broiler dan telur jauh di bawah harga pokok produksi sebesar Rp 19.000 per kg. Harga ayam broiler per 1 April 2020 hanya Rp 8000 per kg dan telur Rp 17.000 per kg. Ini tentu memukul peternak kecil perunggasan domestik. Bagaimana peternak bisa untung kalau pendapatan lebih kecil dari biaya produksi?”, ujar Ansy.

Peternak ayam dan telur skala kecil juga selalu kalah bersaing berhadapan dengan korporasi-korporasi dengan modal finansial besar dan kemudahan regulasi, sehingga mampu melakukan penetrasi dan mendikte harga di pasar. Dampaknya, harga ayam dan telur peternak kecil jatuh.

“Negara harus hadir mengatur pasar agar jangan terjadi monopoli dan kartel di pasar yang terus merugikan peternak kecil. Telah banyak usaha peternak kecil bangkut,” tegas Ansy.

Tidak hanya itu, para peternak unggas juga mengeluhkan mahalnya harga Pakan Jagung. Harga jagung lokal Rp.4.300/kg sementara harga jagung impor 3.300-3.700/kg. Bahkan ada peternak yang membeli dengan harga 5.200/per kg. Pemerintah sudah melarang impor jagung, tetapi tidak diikuti kebijakan konkret untuk mendistribusikan pakan ke para peternak.

Baca: Cegah Corona, Srikandi TMP Semprot Disinfektan Rumah Ibadah

“Harga Pakan Jagung di Indonesia sangat mahal, bahkan termahal di dunia. Tapi, peternak harus membeli karena produksi telur dan daging ayam sangat bergantung kepada Pakan Jagung. Pemerintah harus turun tangan melancarkan distribusi pakan agar tidak terjadi kelangkaan. Bila perlu memberi bantuan peternak untuk beli pakan berdasarkan database yang valid-akurat,”papar legislator asal NTT ini. 

Menurutnya, Kementerian Pertanian di bawah komando Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan dapat menjadikan wabah corona sebagai momentum untuk merevitalisasi komitmen untuk lebih memperhatikan peternak kecil domestik. Regulasinya bisa berupa mandat bagi korporasi-korporasi pakan untuk membeli pasokan ayam dan telur dari peternak kecil sebesar 20-30 persen.

“Harga ayam dan telur dari peternak kecil juga harus diatur atau menggunakan Harga Patokan Pemerintah agar memutus rantai para tengkulak dan kartel harga di pasar ternak,” ujar Ansy.

Quote