Jakarta, Gesuri.id - Wakil Ketua Komisi II DPR RI Fraksi PDI Perjuangan, Aria Bima, menekankan pentingnya insentif dan proteksi yang tepat sasaran bagi pelaku usaha nasional, khususnya UMKM dan sektor pertanian, agar Indonesia tidak bergantung pada impor dan tetap mandiri secara ekonomi.
“Lalu jika kita bicara insentif, ini seperti memberi pupuk pada tanaman. Pemerintah bisa menyediakan kredit berpungar rendah, asuransi ekspor, pengurangan pajak, subsidi logistik, kemudahan perizinan, promosi produk keluar negeri, dan membantu UMKM bertemu dengan calon pembeli lewat pameran internasional, saya juga melihat sendiri betapa nyatanya manfaat itu di lapangan. Kalau birokrasi bisa dipangkas, biaya bisa ditekan, pelaku usaha pun lebih leluasa berinovasi,” kata Aria Bima, Rabu (20/8/2025).
Namun ia mengingatkan agar pemerintah tetap waspada dalam menjalin kerja sama dagang internasional, terutama dengan Amerika Serikat di sektor energi dan pertanian.
“Namun saya harus ingatkan juga, kita perlu waspada. Kesepakatan membeli produk Amerika, terutama di sektor energi dan pertanian, jangan sampai membuat kita terlalu bergantung. Negara yang sehat adalah negara yang mandiri,” tegasnya.
Aria Bima menekankan perlunya kebijakan tegas dalam mengendalikan impor dan memperkuat produksi nasional.
“Pemerintah harus tegas menentukan batas maksimal impor, berinvestasi di produksi dalam negeri, dan tidak meletakkan semua telur dalam satu keranjang. Saya pernah bertemu dengan petani yang khawatir, Pak kalau impor kebanyakan, kami mau jual kemana? Nah itu suara yang nyata, proteksi dan subsidi selama ini memang sering diperdebatkan. Tapi bagi saya, selama itu tepat sasaran dan transparan tetap diperlukan,” jelasnya.
Ia menambahkan, perlindungan terhadap sektor strategis melalui subsidi dan pelatihan teknologi perlu diperkuat agar pelaku usaha siap menghadapi ketidakpastian global.
“Subsidi bubuk dan benih untuk petani, kredit murah untuk UMKM, perlindungan tarif minimum bagi produk-produk sensitif, itu bisa jadi tameng di tengah ketidakpastian global. Pelatihan teknologi juga penting, dari alat produksi modern sampai pemasaran digital, dan saya percaya inovasi bukan lagi milik segelintir orang, tapi milik semua anak negeri dari desa sampai kota,” pungkasnya.