Jakarta, Gesuri.id - Wakil Ketua MPR RI Bambang Wuryanto mengatakan napak tilas pimpinan MPR RI dalam rangka memperingati HUT Ke-80 RI ke rumah pengasingan Soekarno-Hatta di Rengasdengklok, Karawang, Jawa Barat mengingatkan peristiwa bersejarah atas pertemuan pikiran antara golongan muda dan golongan tua.
"Rembukan antara generasi muda dan generasi tua. Ini adalah pertemuan pikir," kata Bambang Pacul, sapaan karibnya, usai napak tilas ke rumah pengasingan di Rengasdengklok Karawang, Jawa Barat, Rabu.
Baca: Ganjar Miliki Kenangan Tersendiri Akan Sosok Kwik Kian Gie
Dia mengatakan bahwa napak tilas pimpinan MPR RI ke rumah pengasingan Soekarno-Hatta di Rengasdengklok itu dipenuhi kenangan akan peristiwa sejarah bangsa dalam upaya meraih kemerdekaan.
Di mana, terjadi upaya dialog oleh golongan muda yang mengasingkan Soekarno-Hatta ke Rengasdengklok dalam rangka mendorong kemerdekaan RI hingga akhirnya berhasil diproklamasikan pada 17 Agustus 1945 di Jakarta.
"Terjadinya peristiwa Rengasdengklok adalah dinamika, dialektika yang ada, kontradiksi-kontradiksi yang ada," kata Pacul dengan gaya tutur penuh retorisnya.
Dia menyingung pula peran Shodanco Singgih, seorang anggota Pembela Tanah Air (PETA), dalam peristiwa bersejarah di Rengasdengklok yang bertindak mengamankan dialog antara golongan muda dan golongan tua dalam mencapai kesepakatan terkait kemerdekaan RI.
Baca: Ganjar Nilai Ada Upaya Presiden Prabowo Rangkul PDI Perjuangan
"Pak Singgih PETA Rengasdengklok mengamankan rembukan antara generasi muda dan generasi tua," kata mantan Ketua Komisi III DPR RI itu.
Selain Bambang Pacul, pimpinan MPR RI lainnya yang turut mengikuti napak tilas ke rumah pengasingan di Rengasdengklok itu, yakni Ketua MPR RI Ahmad Muzani, yakni Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas), Hidayat Nur Wahid (HNW), Abcandra Muhammad Akbar Supratman, dan Rusdi Kirana.