Ikuti Kami

Bang Dhin Sayangkan IPP di Kalsel Masih Rendah

Bang Dhin mengungkapkan Indeks Pembangunan Pemuda (IPP) di daerahnya masih rendah.  

Bang Dhin Sayangkan IPP di Kalsel Masih Rendah
Wakil Ketua DPRD Kalimantan Selatan Muhammad Syaripuddin.

Tapin, Gesuri.id - Wakil Ketua DPRD Kalimantan Selatan Muhammad Syaripuddin alias Bang Dhin mengungkapkan Indeks Pembangunan Pemuda (IPP) di daerahnya masih rendah.  

“IPP kita masih sangat jauh di bawah, sekarang ini diperlukan kerja bersama baik itu KNPI, OKP dan organisasi di luar KNPI. Inilah yang harus ditangkap pemerintah daerah untuk memberikan ruang untuk anak muda di Kalsel,” ujar politikus PDI Perjuangan itu, di Tapin.

Peran pemerintah dinilai penting untuk mengembangkan kreatifitas, ide serta gagasan anak muda di Kalsel. Kata Bang Dhin, ruang ruang kepemudaan harus lebih diaktifkan lagi.

“Harus banyak kegiatan kegiatan kepemudaan. Saya, sangat meyakini bahwa kita ini berada dibonus demografi, peluang ini yang harus kita tangkap, jangan sampai bonus demografi terlewatkan,” ucap pria 42 tahun itu.

Baca: Gelar PKP, Banteng Kalsel Siapkan Pemimpin-pemimpin Muda

Hasil sensus penduduk 2020 lalu, dari 4,73 Juta penduduk, Kalsel memiliki penduduk usia produktif (15-64 tahun)  sebesar 71,44 persen. Dari angka itu menandakan Kalsel masih dalam masa bonus demografi.

Sadar dengan bonus demografi itu, saat ini sudah ada produk Perda nomor 10 tahun 2019 tentang Kepemudaan. Dikatakan Bang Dhin, agar Perda itu berjalan dengan baik, perlu diperkuat oleh Peraturan Gubernur Kalsel.

Merujuk ke data Indeks Pembangunan Pemuda Indonesia 2019 yang dikeluarkan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, September 2020 lalu. Nilai IPP di Kalsel meningkat sebesar 4,17 poin dari 43,83 pada 2015 menjadi 48 pada 2018. Meskipun demikian, nilai IPP Kalsel masih cukup rendah,  menempati posisi ketiga terendah di Indonesia.

Masih dari sumber data yang sama, Kalsel menghadapi berbagai tantangan dalam pembangunan pemudanya.

Tantangan pertama ada pada domain gender dan diskriminasi yang mencakup semua indikatornya. Salah satunya adalah angka perkawinan usia anak yang masih sangat tinggi (17,63 persen), bahkan merupakan angka tertinggi ke empat secara nasional meskipun trennya membaik sejak 2015.

Baca: Adian Minta Jangan Persulit Birokrasi Perizinan Wisata Situ!

Tantangan kedua terdapat pada domain partisipasi dan kepemimpinan. Secara umum, partisipasi pemuda dalam kegiatan sosial kemasyarakatan memang sudah cukup tinggi. Namun, tingkat partisipasi dalam organisasi sosial dan memberikan saran atau pendapat dalam rapat masih rendah dan berada di bawah angka nasional.

Tantangan ketiga terdapat pada domain kesehatan dan kesejahteraan. Walaupun, capaian domain itu secara rata-rata membaik, ada peningkatan angka remaja perempuan yang hamil dari 18,98 persen menjadi 21,78 persen.

Tantangan terakhir terdapat pada domain pendidikan; nilai semua indikator pada domain itu masih berada di bawah angka nasional.

Dengan berbagai tantangan tersebut, Pemprov Kalsel disarankan untuk memberikan perhatian penuh pada upaya memperbaiki semua aspek pembangunan pemudanya.

Quote