Ikuti Kami

Pendidikan Karakter Kebangsaan Masih Lemah, Perlu Sinergi Sekolah dan Lingkungan

Pendidikan kebangsaan saat ini masih bersifat formalitas lebih menekankan pada hafalan isi Pancasila ketimbang penghayatan maknanya.

Pendidikan Karakter Kebangsaan Masih Lemah, Perlu Sinergi Sekolah dan Lingkungan
Anggota MPR RI dari Fraksi PDI Purjuangan Putra Nababan.

Jakarta, Gesuri.id - Anggota MPR RI dari Fraksi PDI Purjuangan Putra Nababan, menilai bahwa upaya menanamkan nilai-nilai kebangsaan kepada anak-anak Indonesia dinilai belum berjalan secara optimal. Meskipun materi tentang Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika masih diajarkan di sekolah-sekolah, pendekatannya dianggap belum cukup menyentuh aspek afektif dan aplikatif dalam kehidupan sehari-hari siswa.

"Pendidikan kebangsaan saat ini masih bersifat formalitas lebih menekankan pada hafalan isi Pancasila ketimbang penghayatan maknanya. Belum tentu mereka memahami bagaimana menerapkannya dalam sikap sehari-hari," ungkap Putra, dalam Sosialisasi 4 Pilar MPR RI, Kamis (3/7).

Baca: Ganjar Bersihkan Sampah Bareng Komunitas Sepeda Tua

Tak hanya sekolah, Putra menambahkan, lingkungan keluarga dan masyarakat juga dianggap belum maksimal dalam menciptakan ekosistem yang menumbuhkan rasa nasionalisme dan cinta tanah air.

"Kurangnya pembiasaan musyawarah di rumah, rendahnya partisipasi sosial, hingga polarisasi politik yang terjadi di masyarakat menjadi penghambat tumbuhnya karakter kebangsaan yang kuat," imbuhnya.

Di sisi lain, lingkungan sosial juga didorong untuk lebih aktif dalam pembentukan karakter anak. Orang tua diharapkan menjadi teladan dalam kehidupan sehari-hari, serta menjadikan rumah sebagai ruang pertama pembelajaran nilai-nilai Pancasila.

Baca: Ganjar Tegaskan Negara Tak Boleh Kalah

"Kebangsaan itu tidak diajarkan hanya lewat papan tulis. Kalau orang tua tidak memberi contoh, guru tidak memberi ruang diskusi, dan masyarakat tidak peduli, bagaimana anak-anak bisa merasa bangga menjadi bagian dari Indonesia? ungkap Politisi banteng tersebut.

Melalui sinergi antara sekolah, keluarga, dan masyarakat, diharapkan nilai-nilai kebangsaan tak hanya menjadi slogan, tetapi benar-benar membentuk karakter generasi muda Indonesia yang berintegritas, toleran, dan cinta tanah air.

Quote