Jakarta, Gesuri.id - Anggota Komisi X DPR RI Bonnie Triyana menekankan pentingnya toleransi sebagai tindakan nyata, bukan sekadar slogan.
Hal ini diungkapkannya dalam perayaan malam natal bersama umat kristiani di Aula Yatna Yuana, Rangkasbitung, Lebak, Senin 29 Desember 2025.
Acara yang dihadiri oleh sejumlah pejabat daerah, tokoh masyarakat, dan umat Kristiani Kabupaten Lebak ini berlangsung dalam suasana penuh kekeluargaan.
Baca: Ganjar Ingatkan Anak Muda Harus Jadi Subjek Perubahan
Bonnie Triyana membuka sambutannya dengan mengucapkan selamat Natal. "Selamat Hari Natal bagi umat Kristiani yang ada di Kabupaten Lebak. Semoga kedamaian selalu hadir di hati kita dan di seluruh umat manusia di bumi," ujarnya.
Legislator berlatar belakang sejarawan ini juga menyampaikan duka di tengah sukacita perayaan tersebut.
"Saya di tengah perayaan Natal ini baru saja berduka karena saya kehilangan seorang sahabat dekat, seorang pemuka dari agama Katolik, Romo Muji Sutrisno, yang tadi malam pulang. Dia sahabat baik saya. Dan di tengah perayaan ini kita doakan semoga Romo Muji tenang di alam sana," kata Bonnie.
Bonnie lantas menggali catatan sejarah toleransi di Lebak, khususnya Rangkasbitung.
"Dari catatan sejarah, Kota Rangkasbitung itu kota yang terbilang paling toleran. Boleh dicek. Kita di Lebak bisa lihat ada pastoran, di depannya ada klenteng, ada pelayanan dari misi di bidang kesehatan. Itu bukti bahwa toleransi itu bukan dari slogan," tegasnya.
Baca: Ganjar Pranowo Dorong Pemerintah Tetapkan Status Bencana
Bonnie menambahkan bahwa toleransi adalah takdir bagi bangsa Indonesia yang majemuk, sebagaimana pernah disampaikan oleh Bung Karno. "Bung Karno dulu pernah sampaikan di dalam pidato 1 Juni 1945, kita tidak mendirikan negara agama. Negara ini milik kita bersama, negara ini membuat kita setara di depan hukum," kutip Bonnie.
Untuk memperkuat argumennya, Bonnie Triyana membagikan pengalamannya menemukan sebuah lukisan unik karya Basuki Abdullah di Belanda beberapa tahun lalu.
"Di sana saya menemukan satu lukisan karya Basuki Abdullah, judulnya Maria Assumpta. Lukisan Maria Assumpta ini menunjukkan Bunda Maria yang terbang naik ke langit menggunakan batik, menggunakan kebaya, kainnya kain sinjang batik. Itu dilukis tahun 1935," ceritanya.

















































































