Ikuti Kami

Cornelis Dorong Pemerataan Hasil Tambang dan Energi di Kalimantan Barat

Akses terhadap pekerjaan layak, infrastruktur memadai, dan kualitas lingkungan yang baik disebutnya masih menjadi tantangan besar di Kalbar

Cornelis Dorong Pemerataan Hasil Tambang dan Energi di Kalimantan Barat
Anggota Komisi XII DPR RI Cornelis.

Jakarta, Gesuri.id - Anggota Komisi XII DPR RI Cornelis mendorong pemerataan hasil tambang dan energi di Kalimantan Barat untuk mewujudkan percepatan peningkatan kesejahteraan masyarakat Kalbar.

"Saya terus berkomitmen untuk memperjuangkan tiga pilar utama dalam bidang energi dan sumber daya alam, yaitu keadilan bagi daerah penghasil, investasi berkelanjutan, serta kesejahteraan nyata bagi masyarakat lokal," kata Cornelis di Pontianak, Senin (29/9).

Baca: Ganjar Harap Kepemimpinan Gibran Bisa Teruji

Cornelis mencontohkan Kalimantan Barat sebagai daerah pemilihannya yang menjadi penghasil bauksit terbesar di Indonesia, namun hanya memperoleh porsi kecil dari pajak industri tersebut. 

Menurut Cornelis, pembangunan tambang tidak boleh hanya berorientasi pada peningkatan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), tetapi juga harus menjaga kelestarian lingkungan dan keberlanjutan hidup warga. Akses terhadap pekerjaan layak, infrastruktur memadai, dan kualitas lingkungan yang baik disebutnya masih menjadi tantangan besar di Kalbar.

Cornelis menyoroti pembangunan Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) di Mempawah yang bernilai investasi 831 juta dolar AS atau sekitar Rp12,5 triliun. Proyek yang masuk daftar Proyek Strategis Nasional (PSN) itu ditargetkan memproduksi satu juta ton alumina per tahun.

"Namun, dari tujuh smelter yang direncanakan, baru satu yang berjalan. Enam lainnya masih terkendala pendanaan dan mitra strategis," tuturnya.

Baca: Mengulik Gaya Kepemimpinan Transformasional Ganjar Pranowo

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), sektor pengolahan bauksit menyumbang 15,38 persen terhadap PDRB Kalbar. 

Selain sektor tambang, Cornelis juga menyoroti pemerataan energi. Hingga 2025, terdapat lebih dari 700 desa di Kalbar yang belum menikmati listrik PLN. Meski rasio elektrifikasi sudah mencapai 94,23 persen, sebanyak 366 desa masih bergantung pada energi alternatif atau bahkan hidup tanpa listrik.

Cornelis mendorong pemerintah mempercepat program listrik desa melalui sambungan bagi rumah tangga miskin, penguatan jaringan di wilayah sulit dijangkau, serta subsidi bagi desa tertinggal. Menurutnya, pemerataan energi merupakan fondasi agar masyarakat desa sejajar dengan masyarakat kota.

Quote