Jakarta, Gesuri.id - Pemerintah Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, berkomitmen menurunkan angka kemiskinan setiap tahun di atas 1 persen dari target 7,46 persen menjadi di bawah lima persen selama kepemimpinan Bupati Sleman Harda Kiswaya dan Wakil Bupati Sleman Danang Maharsa.
Wakil Bupati Sleman yang juga Ketua Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan (TKPK) Danang Maharsa di Sleman, Senin, mengatakan data kemiskinan ada 2025 ini, penurunan hanya sedikit dibandingkan 2024 karena kondisi pasca COVID-19 dan perekonomian yang lesu.
"Secara prinsip, kami sebagai Ketua Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan (TKPK) di Kabupaten Sleman sedang menggalakkan tiga program penanggulangan kemiskinan," kata Danang Mahasarsa.
Baca: Selly Gantina Tegaskan Masyarakat Miliki Kebebasan Berekspresi
Ia mengatakan tiga hal yang dilakukan oleh Pemkab Sleman, yakni penurunan kemiskinan dengan melakukan pendampingan, pemberdayaan dan pemberian peningkatan pendidikan warga miskin yang ada di Sleman. Pendampingan yang dimaksud, warga miskin yang memiliki kemampuan dan keterampilan untuk membuat produk UMKM, akan didampingi dengan bantuan dari Dinas UMKM dan Koperasi mulai dari pelatihan hingga kredit lunaknya.
Selain itu, pendampingan bagi anak-anak kurang mampu yang lulus sekolah yang berkeinginan memiliki keterampilan kerja, maka akan diberi pelatihan kerja oleh Balai Latihan Kerja Sleman.
"Jadi, peningkatan kapasitas dan kemampuan warga miskin untuk bisa berusaha untuk mencukupi perekonomian mereka," katanya.
Lebih lanjut, Danang mengatakan Pemkab Sleman juga melakukan pendampingan usaha. Khusus masyarakat miskin yang benar-benar tidak bisa ditingkatkan perekonomian dengan program, contohnya lansia, disabilitas dan orang yang memiliki penyakit tahunan yang secara fisik dan mental tidak bisa diberdayakan.
"Untuk itu, Pemkab Sleman memberikan program bantuan langsung tunai, pemberian sembako, dan tunjangan hidup minimal dapat mencukupi kebutuhan pokok setiap bulannya," katanya.
Danang Maharsa menambahkan bahwa Pemkab Sleman juga berusaha memutus mata rangkai kemiskinan dari orang tuanya, agar nanti kemiskinan dari orang tua tidak diwarisi oleh anak-anaknya. Biasanya, ketidakberuntungan ini hanya bisa diputus dengan memberikan beasiswa bagi anak-anak warga miskin ini secara gratis agar lulus sarjana.
Baca: Selly Ungkap Komisi VIII DPR Gelar Rapat Timus-Timsin RUU Haji
Tujuannya, agar nanti terbebas dari kemiskinan, Pemkab Sleman menyediakan program Sleman Pintar. Saat ini, ada 600 anak kurang mampu yang telah dikuliahkan selama 3,5 tahun ini. Minimal anak-anak lulusan SMA/SMK dari keluarga tidak mampu bisa mengenyam sarjana. Harapannya mereka bisa berkompetisi mencari peluang di dunia kerja.
Salah satu program untuk memutus rantai kemiskinan adalah program beasiswa pendidikan Sleman Pintar Plus-Plus Pendidikan. Mereka juga diikutkan program magang untuk memberikan pengalaman kerja bagi penerima Sleman Plus-plus Pendidikan.
"Setelah lulus, Pemkab Sleman juga masih memiliki tanggung jawab mencarikan kerja supaya anak-anak ini mendapatkan kerja, minimal memiliki pekerjaan sehingga tidak tergantung pada orang tua," katanya.