Jakarta, Gesuri.id - Anggota Komisi ll DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan, Deddy Yevri Hanteru Sitorus, melontarkan kritik tajam kepada Menteri Kebudayaan Fadli Zon atas pernyataannya yang kontroversial mengenai sejarah Indonesia, khususnya terkait peristiwa Mei 1998.
Melalui akun media sosial X pribadinya, Deddy menyentil Fadli Zon yang menurutnya sudah berani menggugat sejarah nasional meski baru menjabat selama delapan bulan sebagai menteri.
“Hanya 8 bulan jadi Menteri, sejarah Indonesia mau dihapus dan diotak-atik semaunya,” kata Deddy, dikutip Senin (16/6/2025).
Tak berhenti di situ, Deddy juga menyindir keras kemungkinan jika Fadli Zon menjabat lebih lama.
“Kalau sampai 8 tahun, mungkin dia ingin mengubah sejarah dunia dan pithecanthropus! Uang negara jgn dipakai utk berbuat dosa,” jelasnya.
Pernyataan Deddy merespons pernyataan Fadli Zon dalam wawancara di kanal YouTube pada 10 Juni 2025. Dalam video tersebut, Fadli mempertanyakan kebenaran laporan pemerkosaan massal terhadap etnis Tionghoa dalam kerusuhan Mei 1998, dan menyebutnya sebagai “cerita” yang tidak pernah terbukti.
"Nah, ada perkosaan massal. Betul enggak ada perkosaan massal? Kata siapa itu? Itu enggak pernah ada proof-nya (bukti). Itu adalah cerita. Kalau ada, tunjukkan. Ada enggak di dalam buku sejarah itu? Enggak pernah ada," ujar Fadli.
Fadli juga mengklaim dirinya pernah membantah keterangan tim pencari fakta dan menuding narasi tersebut tidak memiliki dasar yang kuat.
"Saya sendiri pernah membantah itu dan mereka tidak bisa buktikan. Maksud saya adalah, sejarah yang kita buat ini adalah sejarah yang bisa mempersatukan bangsa dan tone-nya harus begitu," ucapnya.
Pernyataan Fadli langsung memicu polemik, terutama dari kalangan aktivis HAM dan politisi yang menilai sejarah kelam bangsa tidak boleh dihapus atau direduksi demi narasi politik tertentu.