Jakarta, Gesuri.id - Anggota Komisi D DPRD Jawa Timur, Dewanti Rumpoko, mengingatkan pentingnya sosialisasi terkait rencana pengoperasian Trans Jatim koridor 8 di wilayah Malang Raya guna memberikan pemahaman bagi masyarakat dan tidak ada penolakan.
“Setelah pertemuan, sudah ada titik temu, selanjutnya kami meminta Dinas Perhubungan (Dishub) Jatim untuk terus menyosialisasikan, agar bukan hanya masyarakat, namun sopir-sopir angkot, itu paham,” ujarnya dikutip Kamis (2/10).
Menurutnya adanya sejumlah penolakan operasional Trans Jatim koridor 8 untuk wilayah Kota Malang, Kota Batu dan Kabupaten Malang tersebut disebabkan sebagian pihak masih belum sepenuhnya memahami tujuan program ini, termasuk para sopir angkot.
Ia menambahkan, kehadiran Trans Jatim tidak dimaksudkan untuk mematikan rezeki sopir angkot, melainkan menambah fasilitas transportasi yang bisa menguntungkan semua pihak.
Dirinya menyebutkan, teknis pembagian trayek dan jalur masih dalam tahap pembahasan dan akan menyesuaikan masukan dari sopir, masyarakat, maupun dinas perhubungan.
Ia menyebut dampak positif beroperasinya Trans Jatim di Malang Raya tersebut diharapkan mempermudah mobilitas warga, mahasiswa, hingga wisatawan.
“Mahasiswa yang setiap tahun 100 ribu orang masuk ke Malang Raya, yang tidak punya kendaraan, bisa menggunakan ini dan menghemat pengeluaran. Wisatawan dari Jakarta pun bisa langsung terlayani tanpa harus keluar biaya transportasi mahal,” tuturnya.
Seperti diketahui, enam koridor Trans Jatim yang telah beroperasi hingga awal 2025 menunjukkan perkembangan dalam upaya menyediakan transportasi publik yang terjangkau dan terintegrasi di Jawa Timur.
Tercatat, ada sebanyak 1,6 juta orang yang telah memanfaatkan Trans Jatim di lima koridor pada periode Januari-Maret 2025, dengan jumlah penumpang tertinggi pada koridor I Sidoarjo-Surabaya-Gresik dengan jumlah penumpang mencapai 627.946 orang.