Ikuti Kami

Diduga Ada Motif Politik, Banteng DKI: Batalkan PSBB Total! 

Terlebih sejak awal penerapan PSBB, Pemprov DKI tak memberikan solusi yang efektif dalam menghadapi pandemi COVID-19.

Diduga Ada Motif Politik, Banteng DKI: Batalkan PSBB Total! 
Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRD DKI Jakarta Gembong Warsono.

Jakarta, Gesuri.id - Fraksi PDI Perjuangan DPRD DKI Jakarta mendesak hentikan dan batalkan rencana Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) total atau ketat oleh Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan.

Karena menurut Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRD DKI Jakarta Gembong Warsono, menghentikan aktivitas masyarakat akan memberikan pukulan keras kepada masyarakat kecil yang sedang terpuruk.

Terlebih sejak awal penerapan PSBB, Pemprov DKI tak memberikan solusi yang efektif dalam menghadapi pandemi COVID-19.

Baca: Catat! Risma Berlakukan Pemeriksaan COVID-19 Bagi Pendatang

"Kebijakan rencana PSBB total seperti awal tidak dikordinasikan atau dikomunikasikan serta masukan dari ke berbagai pihak, salah satunya ke para pemangku kepentingan" kata Gembong melalui keterangan persnya kepada Gesuri.id di Jakarta, Jumat (11/9).

Karena menurut Gembong, memutus mata rantai penyebaran COVID-19 ditentukan oleh disiplin pelaksanaan protokol kesehatan oleh pemerintah DKI dan masyarakat yang dikomandoi oleh Pemda DKI Jakarta bersama Gugus Tugas COVID-19 di seluruh lapisan dan jenjang. 

"Persoalannya bahwa hal tersebut selama ini belum nampak nyata signifikan ditempuh oleh Pemprov DKI Jakarta. Sehingga jikalau dikembalikan statusnya menjadi PSBB Total tak akan membuahkan kondisi yangg lebih baik, bahkan malah sebaliknya, ada biaya sosial yang harus ditanggung oleh masyarakat." sambung Gembong.

Patut diingat kata Gembong dinamika perekonomian tidak saja ditentukan oleh fundamental ekonomi namun juga banyak disebabkan oleh sentimen ekonomi yg biasanya menjalar ke sentimen lintas sektor bidang.

Rencana kebijakan tersebut justru memunculkan kontroversi tentang spekulasi yg ditempuh Gubernur DKI Jakarta.

Bahkan PDI Perjuangan mengkritisi pengajuan pencabutan Perda Nomor 10 Tahun 1999 tentang Dana Cadangan Daerah sebesar 1,449 T dalam Sidang Paripurna DPRD DKI Jakarta, Rabu 9 September 2020, yang dapat dihubungkan dengan upaya jalan pintas Pemda DKI Jakarta yang belum mampu memulihkan kondisi ekonomi dan membutuhkan pendapatan/pembiayaan instan.

Baca: Ketua Banggar DPR RI Sentil Anies Soal PSBB Total

Untuk itu Gembong pandemi COVID-19 ini, Anies dituntut sungguh-sungguh harus berpikir sebagai seorang pemimpin yang mencerminkan “negarawan “. 

Kebijakan penerapan PSBB total di Tengah situasi kebijakan terintegrasi antara “pencegahan COVID-19 dan ekonomi “ terasa lebih mencerminkan Sisi Gubernur Anies Baswedan sebagai “politisi”. 

"Tidak mengherankan bila kami mencurigai ada motif Politik lain dibalik kebijakan penerapan PSBB secara ketat." tandas Gembong.

Quote