Jakarta, Gesuri.id - Anggota Komisi IX DPR RI Edy Wuryanto meminta Badan Gizi Nasional (BGN) tidak memfokuskan pada kuantitas dalam penerapan Makan Bergizi Gratis (MBG).
Sebab jika BGN hanya memfokuskan pada kuantitas makan kualitasnya akan terabaikan.
Baca: Ganjar Pranowo Ungkap Masyarakat Takut dengan Pajak
“BGN kan fokus pada kuantitas ya mengejar serapan anggaran yang rendah dengan cara meningkatkan jumlah dapur mencapai target 30.000, baru serapan anggarannya kena. Kalau berpikirnya kuantitas, pasti kualitasnya terabaikan,” ucap Edy, dalam dialog Sapa Indonesia Pagi KompasTV, Rabu (24/9/2025).
Menurut Edy, BGN harusnya bekerja sama dengan BPOM, Kementerian Kesehatan, dan Pemda untuk bisa mengoptimalkan program MBG.
“Karena itu, siapa yang mikir berkualitas dapur ini? kan bukan hanya BGN sendiri. Di situ ada BPOM, di situ ada Pemda, di situ ada Dinas Kesehatan, di situ ada Puskesmas,” kata Edy.
“Maka pelatihan pada SPPI, pengaturan keamanan di lapangan, mulai dari produksi, mulai penyimpanan, pengangkutan perdagangan ini harus ada pihak BPOM dan Dinas kesehatan yang terlibat di situ. Dengan demikian maka kalau ada keracunan ini siapa yang paling bertanggung jawab, bukan hanya BGN tapi BPOM dan Kementerian Kesehatan.”
Baca: Ganjar Tekankan Kepemimpinan Strategis
Sebelumnya, Koordinator Nasional Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia Ubaid Matraji menilai kasus keracunan MBG di sejumlah daerah bukan hanya persoalan dapur untuk memproduksi makanan. JPPI menyoroti kerja BGN yang tidak melibatkan dinas Pendidikan dan Kementerian Kesehatan.
“Tetapi juga di level BGN, sistem yang dibikin oleh BGN, tata kelola yang diterapkan oleh BGN, kemudian quality controlnya, pengawasannya,” ujar Ubaid.

















































































