Jakarta, Gesuri.id - Ketua Komisi C DPRD Kota Surabaya, Eri Irawan, mendukung langkah Pemkot Surabaya yang telah bergerak mengambil langkah teknis terukur untuk menelusuri sumber semburan misterius yang muncul di Sungai Kebon Agung, Kamis (16/10).
Politisi PDI Perjuangan dari Dapil Surabaya 3, yang meliputi wilayah Rungkut, Gunung Anyar, Tenggilis Mejoyo, Sukolilo, Bulak, Mulyorejo, dan Wonocolo tersebut menilai tindakan cepat dan berbasis kajian ilmiah menjadi kunci agar fenomena tersebut tidak menimbulkan risiko bagi masyarakat sekitar.
“Respons cepat jajaran Pemkot, PDAM, PGN, dan perangkat kampung patut diapresiasi. Dari investigasi awal, telah dipastikan bahwa tidak ada jaringan pipa gas maupun air di bawah lokasi semburan. Tetapi langkah penyelidikan lanjutan terus dilakukan agar sumber dan karakter gas dapat diketahui secara ilmiah dan akurat, termasuk mengecek apakah ada pipa gas yang mengarah ke titik semburan. Kita dukung upaya penyelidikan lanjutan,” ujar Eri Irawan, melalui saluran WhatsApp, Jatimupdate, Jumat (17/10).
Baca: 9 Prestasi Mentereng Ganjar Pranowo Selama Menjabat Gubernur
Eri berharap penyebab semburan bisa segera dipastikan secara ilmiah untuk memitigasi risikonya.
“Berdasarkan data lapangan, tim PGN juga sudah langsung melalukan pengecekan ke dalam sungai. Telah dipetakan arah serta jaringan pipa gas di sekitar lokasi. Pipa-pipa gas utama di sekitar titik semburan telah dikunci untuk mengisolasi area, dan mengecek apakah ada pengaruhnya ke semburan atau tidak,” imbuh Eri.
Eri menambahkan, Komisi C DPRD Surabaya akan terus memantau perkembangan penanganan dan berkoordinasi dengan dinas teknis.
“Keselamatan warga menjadi prioritas utama. Kami mendukung penuh langkah Pemkot Surabaya untuk menangani fenomena ini secara cepat, aman, dan berbasis kajian ilmiah,” pungkasnya.
Baca: Mengulik Gaya Kepemimpinan Transformasional Ganjar Pranowo
Seperti diketahui, muncul semburan dari tengah Sungai Bon Agung di kawasan Rungkut Tengah. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Surabaya, Dinas Sumberdaya Air dan Bina Marga (DSDABM), Satpol PP, kecamatan, kelurahan, TNI, Polri, PDAM, PDAM, PGN, BMKG, perangkat kampung, dan sejumlah pihak telah mengecek lokasi.
Berdasarkan pemantauan, pihak PDAM dan PGN menyatakan tidak ada pipa milik mereka di tempat tersebut. Tim juga telah membentangkan police line juga sudah terpasang di lokasi agar tidak didekati oleh warga.
“Meski belum teridentifikasi berbahaya, fenomena ini harus disikapi secara hati-hati dan ilmiah. Badan Geologi serta para pakar akan dilibatkan agar hasilnya akurat dan transparan,” demikian Eri Irawan.