Ikuti Kami

Mufti Anam Sebut Empat Pilar Kebangsaan Adalah Warisan Pemikiran yang Luar Biasa

Dalam kegiatan yang berlangsung hangat dan penuh dialog itu, Mufti menekankan pentingnya pemahaman dan pengamalan Empat Pilar Kebangsaan.

Mufti Anam Sebut Empat Pilar Kebangsaan Adalah Warisan Pemikiran yang Luar Biasa
Anggota Komisi VI DPR RI Fraksi PDI Perjuangan, Mufti Anam saat menggelar kegiatan Sosialisasi Empat Pilar di Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur yang dihadiri berbagai komunitas dan tokoh masyarakat setempat.

Jakarta, Gesuri.id - Anggota Komisi VI DPR RI Fraksi PDI Perjuangan, Mufti Anam, mengajak seluruh elemen masyarakat untuk terus menanamkan dan menghidupkan nilai-nilai Empat Pilar Kebangsaan dalam kehidupan sehari-hari.

Ajakan tersebut ia sampaikan saat menggelar kegiatan Sosialisasi Empat Pilar di Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur yang dihadiri berbagai komunitas dan tokoh masyarakat setempat.

Dalam kegiatan yang berlangsung hangat dan penuh dialog itu, Mufti menekankan pentingnya pemahaman dan pengamalan Empat Pilar Kebangsaan yang terdiri atas Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Menurutnya, keempat pilar tersebut merupakan penopang utama kehidupan berbangsa dan bernegara yang telah terbukti mampu menjaga keutuhan Indonesia hingga kini.

Mufti mengatakan, Empat Pilar Kebangsaan ini adalah warisan pemikiran yang luar biasa. Konsolidasi konsep ini pertama kali dilakukan oleh Almarhum Bapak Taufiq Kiemas saat beliau menjabat Ketua MPR RI. “Semangat itu harus terus kita hidupkan,” ujar Mufti di hadapan para peserta.

Politisi muda PDI Perjuangan itu menilai, di tengah tantangan zaman yang semakin kompleks, mulai dari gejolak geopolitik global, perubahan iklim, krisis pangan, hingga tekanan ekonomi, masyarakat Indonesia membutuhkan fondasi nilai yang kokoh untuk tetap teguh dan optimistis.

“Sekarang dunia berubah cepat sekali. Banyak negara terguncang oleh konflik, ketimpangan, dan krisis ekonomi. Tapi kita beruntung punya Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, UUD 1945, dan NKRI. Inilah penopang moral dan ideologis bangsa kita,” jelas mantan Ketua HIPMI Jawa Timur itu dikutip Rabu (15/10).

Lebih lanjut, Mufti menegaskan bahwa nilai-nilai yang terkandung dalam Empat Pilar bukan sekadar simbol atau hafalan, melainkan harus diaktualisasikan dalam tindakan nyata di masyarakat. Salah satu wujudnya adalah dengan menghidupkan kembali semangat gotong royong dan kepedulian sosial, dua nilai luhur yang kini mulai luntur di tengah individualisme masyarakat modern.

“Coba kita tengok lingkungan sekitar. Kalau ada tetangga yang kesulitan, kita bantu. Kalau ada yang kekurangan, kita sisihkan rezeki. Dari situ Pancasila hidup dalam tindakan, bukan hanya dalam pidato,” tuturnya.

Mufti juga menyoroti pentingnya menjaga kerukunan antarumat beragama dan memperkuat rasa kebersamaan lintas suku, agama, dan latar belakang sosial. Ia menegaskan bahwa keberagaman justru merupakan kekuatan utama bangsa Indonesia. 

“Indonesia ini rumah besar kita bersama. Jangan biarkan perbedaan menjadi sumber perpecahan. Kalau kita bertengkar karena beda agama, suku, atau pilihan politik, maka bangsa ini akan kehilangan arah,” pesannya.

Dalam kesempatan itu, Mufti juga mengingatkan masyarakat agar tidak mudah terpengaruh oleh berita bohong dan ujaran kebencian yang marak di media sosial. Menurutnya, di era digital, tantangan kebangsaan bukan hanya dalam bentuk ancaman fisik, tetapi juga serangan informasi yang bisa memecah belah persatuan.

“Bijaklah bermedia sosial. Saring dulu sebelum sharing. Karena menjaga kebenaran dan kedamaian juga bagian dari pengamalan Empat Pilar,” katanya.

Kegiatan sosialisasi tersebut diakhiri dengan sesi dialog interaktif antara peserta dan Mufti Anam. Banyak peserta yang mengaku mendapatkan pemahaman baru tentang pentingnya menghidupkan nilai-nilai kebangsaan di tengah kehidupan modern yang serba cepat dan kompetitif.

Dengan nada optimistis, Mufti menutup kegiatan itu dengan pesan singkat namun penuh makna, “Empat Pilar Kebangsaan adalah jangkar yang menjaga kita tetap berdiri tegak di tengah badai zaman. Selama nilai-nilainya kita bumikan, Indonesia akan tetap kokoh dan maju.”

Quote