Ikuti Kami

Eri Irawan Nilai Pembiayaan Alternatif Untuk Pembangunan Infrastruktur di Kota Surabaya Lebih Efisien

Eri mengatakan pembangunan daerah selalu dihadapkan pada problem klasik yaitu ketersediaan anggaran.

Eri Irawan Nilai Pembiayaan Alternatif Untuk Pembangunan Infrastruktur di Kota Surabaya Lebih Efisien
Anggota Badan Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Surabaya Eri Irawan.

Jakarta, Gesuri.id - Anggota Badan Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Surabaya Eri Irawan menyebutkan pembiayaan alternatif untuk pembangunan infrastruktur di Kota Surabaya lebih efisien sehingga manfaat ekonominya bisa dirasakan secara cepat oleh masyarakat.

"Program infrastruktur tersebut di antaranya Pembangunan Jalan Lingkar Luar Barat, pelebaran Jalan Wiyung, diversi Gunungsari, flyover Taman Pelangi, penerangan jalan umum, hingga penanganan banjir," katanya di Surabaya, Selasa.

Ia mengatakan pembangunan daerah selalu dihadapkan pada problem klasik yaitu ketersediaan anggaran.

Baca: Vita Dorong Penyelidikan Ulang Kasus Kematian Arya Daru

Di sisi lain, kata dia, ketika pembangunan ditunda dan tak dapat dituntaskan secara lebih cepat alias memakai skema anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) seperti biasa, maka pemerintah dihadapkan pada sejumlah konsekuensi.

"Di antaranya, struktur biaya yang bisa lebih besar di masa mendatang," katanya.

Eri memaparkan terdapat potensi kenaikan biaya pada masa mendatang jika program pembangunan tidak cepat dituntaskan seperti harga bahan baku konstruksi, tenaga kerja, dan biaya operasional terus meningkat setiap tahun karena inflasi dan dinamika pasar.

"Menunda pembangunan akan membuat biaya proyek jauh lebih besar di tahun-tahun mendatang. Dengan memulai tahun ini, pemerintah daerah bisa menghemat anggaran alias lebih efisien dalam jangka panjang," ujarnya.

Eri Irawan menilai, program pembangunan yang direncanakan dan dikerjakan lebih cepat akan mengurangi risiko pembengkakan biaya (cost overrun) pada masa mendatang.

Ia mengatakan hal tersebut terlihat dari hasil kajian di mana sejumlah infrastruktur seperti Jalan Lingkar Luar Barat (JLLB), pelebaran Jalan Wiyung, flyover Dolog, saluran diversi Gunungsari, pemasangan penerangan jalan hingga pembangunan jalan Dharmahusada-MERR yang jika dibiayai pinjaman daerah akan tuntas 2027 bisa lebih hemat jika program-program tersebut dijalankan dengan APBD tanpa pembiayaan alternatif sampai 2029.

Ia menjelaskan, jika dihitung total pembiayaan alternatif dan bunga yang harus ditunaikan hingga 2029, masih ada selisih efisiensi hingga Rp59,9 miliar jika proyek-proyek tersebut dikerjakan tanpa pembiayaan alternatif.

Baca: Muslahuddin Tegaskan Aceh Perlu Revolusi Paradigma

"Tapi tentu saja perencanaannya harus matang, diawasi ketat, sehingga hasilnya berkualitas dan berdampak optimal bagi publik," ujarnya.

Eri menambahkan, pembiayaan alternatif yang akan dijajaki Pemkot Surabaya juga berkaitan dengan momentum politik dan kebijakan dari pemerintah pusat. Sebab, ada beberapa program pusat yang sifatnya dukungan fiskal pada periode tertentu.

"Pemkot Surabaya bisa memanfaatkan momentum kebijakan pusat yang mendukung pembiayaan infrastruktur. Dan ini dijalankan misalnya dengan konsep cost sharing pada pembangunan flyover Dolog, yang pada ujungnya juga akan menopang program SRRL dari pemerintah pusat dengan mengurangi perlintasan sebidang di Surabaya," ujarnya.

Quote