Jakarta, Gesuri.id – Ketua DPP PDI Perjuangan Bidang Keanggotaan dan Organisasi, Andreas Hugo Pareira, menilai langkah Presiden ke-7 RI Joko Widodo yang mendorong pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka untuk menjabat dua periode bukanlah sebatas dukungan politik, melainkan upaya mempertahankan kekuasaan.
“Seharusnya pembicaraan itu tentang program, bukan mempertahankan kekuasaan dengan berlindung di balik Pak Prabowo. Itu kontradiktif dengan apa yang disampaikan Pak Jokowi sendiri,” ujar Andreas dalam acara Apa Kabar Indonesia Malam (AKIM) TVOne bertajuk Prabowo-Gibran 2 Periode: Ada Apa Jokowi?, Sabtu (27/9).
Andreas menganalogikan Jokowi sebagai “sang raja” dalam kisah Machiavelli, yang menggunakan seluruh instrumen politik untuk menjaga dan memperpanjang kekuasaan.
“Instrumen yang ada sekarang itu adalah relawan. Kalau dulu bisa lewat partai politik, menteri, atau lembaga survei, sekarang yang dipakai adalah relawan,” tegasnya.
Menurut Andreas, dinamika relawan yang terus berubah menunjukkan bahwa instrumen tersebut dipertahankan hanya untuk menopang kekuasaan.
“Faktanya sekarang relawan yang dipakai. Saya tahu perjalanan teman-teman relawan ini sejak awal, dari pendiri hingga yang satu per satu hilang. Tapi intinya, instrumen relawan terus digunakan untuk mempertahankan lingkaran kekuasaan,” jelas Andreas.
Andreas menekankan, sikap tersebut menunjukkan bagaimana Jokowi masih berperan aktif di balik dukungan politik, meski tidak lagi memiliki posisi eksekutif setelah 2024.
“Beliau selalu akan menggunakan instrumen yang ada, dan itulah yang disebut Machiavellian—menggunakan apa pun untuk mempertahankan kekuasaan,” pungkas Andreas.