Ikuti Kami

PDI Perjuangan: Politik Oposisi Biner Tidak Sehat bagi Demokrasi

Anak-anak muda ini seperti diajak berpikir bahwa inilah satu-satunya pilihan. Itu yang dimaksud dengan oposisi biner.

PDI Perjuangan: Politik Oposisi Biner Tidak Sehat bagi Demokrasi
Ketua DPP PDI Perjuangan Andreas Hugo Pareira - Foto: Istimewa

Jakarta, Gesuri.id – Ketua DPP PDI Perjuangan Bidang Keanggotaan dan Organisasi, Andreas Hugo Pareira, mengingatkan agar praktik politik yang mengedepankan oposisi biner (saling berhadapan-Red) tidak terus dipelihara. Menurutnya, pola tersebut menempatkan publik, terutama anak muda, dalam situasi seolah tidak ada pilihan lain selain yang ditawarkan.

“Anak-anak muda ini seperti diajak berpikir bahwa inilah satu-satunya pilihan. Itu yang dimaksud dengan oposisi biner. Cara berpikirnya menjadi sempit, hanya suka atau tidak suka,” jelas Andreas dalam talkshow Catatan Demokrasi TVOne dengan tema "Mau Jokowi: Prabowo-Gibran Dua Periode", Rabu, (01/10).

Andreas menekankan, politik demokrasi semestinya membuka ruang bagi munculnya alternatif kepemimpinan, bukan justru menutup pilihan rakyat.

“Dalam sejarah politik kita, pola seperti ini pernah dilakukan beberapa kali. Itu tidak sehat. Demokrasi seharusnya memberi banyak alternatif yang bisa dinilai rakyat, baik dari ide, perilaku maupun ucapan para pemimpin,” tegas Andreas.

Ia juga optimistis bahwa menjelang 2029 akan bermunculan figur-figur baru yang bisa menjadi pilihan rakyat.

“Banyak nama yang saya tahu sedang dipersiapkan. Jadi tidak benar kalau rakyat tidak punya pilihan. Demokrasi kita akan makin kompetitif, dan itu hal yang positif,” kata Andreas.

Lebih jauh, Andreas mengingatkan bahwa generasi muda memiliki perspektif sendiri dalam melihat calon pemimpin, sehingga ruang politik ke depan harus benar-benar memberi kesempatan pada gagasan-gagasan baru.

“Rakyat, khususnya anak muda, akan menilai dengan kacamata mereka sendiri. Itu yang membuat demokrasi Indonesia terus berkembang,” pungkasnya.

Quote