Ikuti Kami

Evita Nursanty Puji Inovasi Perusahaan Tiingkatkan Daya Saing Industri

Perusahaan sudah lebih dari 50 tahun menjalankan usaha dari skala kecil dengan selalu mengembangkan kemitraan melalui konsep kemandirian.

Evita Nursanty Puji Inovasi Perusahaan Tiingkatkan Daya Saing Industri
Ketua Tim panitia kerja (Panja) Daya Saing Industri Komisi VII DPR RI Evita Nursanty.

Jakarta, Gesuri.id - Komisi VII DPR RI memuji inovasi yang diciptakan melalui hasil riset panjang oleh manajemen PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk sehingga turut berkontribusi meningkatkan daya saing industri Tanah Air di tengah tantangan serta kompetisi global.

Demikian disampaikan Ketua Tim panitia kerja (Panja) Daya Saing Industri Komisi VII DPR RI Evita Nursanty saat kunjungan kerja ke PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk di Jalan Kampung Jarakosta nomor 1 Cikarang Barat, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.

"Dari hasil pemaparan tadi, saya juga sempat menanyakan apa yang membuat Indofood bertahan di pasar global. Jawabannya inovasi, kalau kita mau produksi apapun, mulai dari UMKM yang paling penting itu adalah inovasi," katanya di Cikarang, Jumat.

Baca: Ganjar Ajak Kader Banteng NTB Selalu Introspeksi Diri 

Dia menjelaskan inovasi yang dilakukan perusahaan ini selalu menyesuaikan selera konsumen pada masing-masing segmen pasar sehingga mereka mampu bersaing di pangsa pasar internasional, termasuk cita rasa kearifan lokal hingga kemasan produk.

Kemudian dari aspek suplai pasok bahan baku dengan memanfaatkan jaringan internal perusahaan seperti Bogasari maupun lewat program pendampingan sistem kemandirian terhadap puluhan ribu petani serta pelaku UMKM, termasuk rantai pasok jaringan distribusi internal perusahaan.

Evita turut mengapresiasi kebijakan manajemen dengan memberikan banyak benefit kepada karyawan di luar gaji pokok yang diterima sebagai wujud kepedulian perusahaan meningkatkan kesejahteraan pekerja seperti fasilitasi puluhan kegiatan sertifikasi pelatihan kerja, pemberian makan dan minum hingga fasilitas antar jemput.

"Jadi banyak pengetahuan yang kita dapatkan di sini dan luar biasa, perjuangan yang tidak gampang bisa sampai sebesar ini. Melihat portofolio Indofood ini, ya memang tepat kita kunjungi. Tidak hanya karena pabrik-pabriknya tidak hanya ada di Indonesia, tetapi juga di luar negeri. Yang paling penting contoh perusahaan yang sudah memiliki daya saing global," katanya.

Melalui serangkaian kegiatan kunjungan kerja, lanjut dia, Panja Daya Saing Industri dapat memitigasi permasalahan yang dihadapi perusahaan untuk kemudian dituangkan ke dalam rumusan kebijakan bersama pemerintah.

"Kita keliling ke industri baja digempur produk impor, ke semen sama. Gempuran impor luar biasa. Belum lagi yang ilegal. Semua fact finding di lapangan menjadi diskusi kita untuk merumuskan kebijakan yang tepat. Kalau sudah ada, apa yang harus kita revisi agar industri kita bangkit kembali. Sekarang boleh dikatakan sedang tidak baik-baik saja. Dan kita ingin industri nasional bangkit kembali," ucapnya.

Plt. Dirjen Industri Agro Kementerian Perindustrian Putu Juli Ardika mengatakan pemerintah terus melakukan percepatan khususnya berkaitan dengan regulasi pemenuhan bahan baku dan bahan penolong bagi pelaku industri, seperti kendala yang dihadapi Indofood selaku produsen produk mi instan.

Menurut dia industri produksi mi instan Indonesia memiliki daya saing tinggi di pasar global dengan memasok tujuh persen kebutuhan dunia dan menempati peringkat keempat terbesar setelah Korea Selatan, China dan Thailand.

Industri produk mi instan memiliki kans besar untuk terus maju dan berkembang karena Indonesia memiliki landasan pasar yang kuat yakni menjadi negara pasar kedua terbesar dunia setelah China dengan tingkat konsumsi tinggi.

"Kinerja industri makanan dan minuman cukup bagus. Pertumbuhan dari tahun ke tahun cukup signifikan dari 4,6 pada triwulan kedua 2023 menjadi 5,5 di triwulan kedua 2024 dan 6,15 pada triwulan kedua tahun ini. Terkini di posisi 6,49 jadi terus naik," katanya.

Sementara itu, Komisaris Utama PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Franciscus Welirang mengaku perusahaan memiliki kendala harga bahan baku yang relatif tinggi apabila ingin mengubah komposisi tepung terigu menjadi tepung singkong maupun sagu.

"Masalah kita, tepung terigu selalu lebih murah, coba beli tepung singkong berapa, tepung sagu berapa, Rp14.000 per kilo tapi tepung terigu hanya Rp8.000. Bagaimana mereka kok sampai menjual di Rp14.000. Kami mengembangkan, bukan tidak ingin mengembangkan. Dan yang menentukan harga itu pengusahanya," katanya.

Baca: Ganjar Tegaskan Pemuda Harus Benar-benar Siap

Perusahaan sudah lebih dari 50 tahun menjalankan usaha dari skala kecil dengan selalu mengembangkan kemitraan melalui konsep kemandirian seperti yang dilakukan bersama para petani bawang di Brebes, Palu maupun Riau hingga petani kentang di Humbang, Sumatera Utara dan Sembalun, Lombok.

Dirinya juga berharap kepada wakil rakyat untuk terus menyuarakan perhatian terhadap kesejahteraan tenaga kerja, tidak sebatas hanya pada sektor gaji atau upah minimum namun banyak keuntungan lain yang dapat diberikan perusahaan kepada karyawan.

"Ada 59 jenis benefit di luar gaji yang dikeluarkan oleh perusahaan namun hal ini jarang disuarakan oleh DPR. Contoh fasilitas makan dan minum karyawan demi kesehatan mereka. Banyak perusahaan tidak peduli, membiarkan karyawan makan sembarangan tanpa memperhatikan gizi," katanya.

Selain itu ada 73 jenis sertifikasi profesi yang wajib dimiliki sesuai undang-undang, 40 sertifikat di Kemenaker, Kementerian Lingkungan Hidup, Energi dan kelistrikan serta lainnya.

"Kami melaksanakan itu semua dengan baik karena percaya pada profesionalisme dan tanggung jawab. Dukungan regulasi dan pengawasanDPR sangat penting agar standar ini dijalankan juga oleh semua perusahaan di Indonesia," katanya.

Quote