Jakarta, Gesuri.id - Calon presiden (Capres) dari PDI Perjuangan mengungkap, negara di dunia termasuk Indonesia memiliki pekerjaan yang tidak mudah untuk dituntaskan.
Salah satunya adalah perubahan iklim (climate change) untuk keberlangsungan makhluk hidup.
Hal itu diungkapkan Ganjar di acara bertajuk ‘Tiga Bacapres Bicara Gagasan’ yang dikutip dari YouTube Universitas Gadjah Mada (UGM).
Kata Ganjar, Indonesia harus berpikir sangat serius untuk menyelesaikan persoalan tersebut.
“SDM (sumber daya manusia) kita tidak unggul, nggak akan bisa kita tangani. Anggaran kita sudah cukup, tidak bisa kita tangani. Kepedulian tidak ada, no way, tidak akan bisa tertangani,” kata Ganjar yang di Universitas Gadjah Mada pada Selasa (19/9).
Ganjar menyebut, perubahan iklim sudah mulai dirasa oleh masyarakat di berbagai tempat. Salah satunya adalah terserang infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) karena polusi udara.
Secara bertahap, Indonesia terus mendorong dan ikut berkomitmen sejak pelaksanaan G20, Paris Agreement dan Konferensi Perubahan Iklim PBB (COP 28) di Uni Emirat Arab.
Dalam pertemuan itu, Indonesia termasuk berbagai negara yang ada dalam ikatan itu akan mengurai sejumlah aksi yang dilakukan untuk mengantisipasi perubahan iklim.
“Semua akan ditagih komitmennya seserius apa, road map nya seperti apa. Suka tidak suka, mau tidak mau maka mengurangi gas emisi, ekonomi hijau, ekonomi biru yang menjadi potensi untuk bisa kita kembangkan, itu yang mesti kita lakukan,” jelasnya.
Ganjar juga memuji Indonesia menjadi tuan rumah pelaksanaan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-43 ASEAN beberapa waktu lalu.
Artinya, kata dia, Indonesia mendapat kepercayaan yang baik di mata negara sahabat.
“Di KTT ASEAN ini ternyata nama Indonesia betul-betul sangat dipercaya. Kita akan menunjukkan kepada dunia, bahwa Indonesia adalah negara terpercaya yang berada dalam trek yang benar,” ujar mantan Gubernur Jawa Tengah ini.
Menurut dia, optimisme ini harus dibangun dengan baik. Ganjar meyakini, perekonomian Indonesia akan meroket dari yang berada di urutan 17, menjadi urutan keempat.
“Menuju 2045 atau 100 tahun Indonesia, atau kalau mundur-mundur tahun 2050 setidaknya ekonomi kita akan melompat dari 17 rangkingnya menjadi empat,” imbuhnya.