Ikuti Kami

Gembong Pertanyakan Kenapa Anies Tak Gandeng BMKG

Hal ini menyusul Pemprov DKI Jakarta mengalokasikan anggaran sebesar Rp4 miliar untuk menambah enam pengeras suara pada 2020.

Gembong Pertanyakan Kenapa Anies Tak Gandeng BMKG
Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRD DKI Jakarta Gembong Warsono.

Jakarta, Gesuri.id - Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRD DKI Jakarta Gembong Warsono menyarankan  Pemprov DKI Jakarta sebaiknya menggandeng Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Indonesia (BMKG) untuk membuat alarm peringatan dini. 

Pemprov DKI Jakarta bisa membuat teknologi yang terkoneksi dengan peringatan dini BMKG.

Baca: Banjir Jakarta, Anies Dinilai Malu Gunakan Cara Ahok


 
"Yang harus kita dorong kan ke sana sehingga akurasinya bisa benar-benar terjamin," papar Gembong.

Hal ini menyusul Pemprov DKI Jakarta mengalokasikan anggaran sebesar Rp4 miliar untuk menambah enam pengeras suara pada 2020. Fasilitas ini disiapkan untuk peringatan dini bencana kepada warga.
 
Rinciannya adalah enam Stasiun Ekspansi Peringatan Dini Bencana Transmisi Vhf Radio dengan anggaran Rp3,1 miliar, enam set pole DWS Rp353 juta, enam set modifikasi software telementary dan warning console dengan amplifier 100W Rp416 juta.
 
Kemudian, enam set coaxial arrester DWS seharga Rp14 juta, enam set horn speaker 30 W Rp7 juta, enam set storage battery 20 Ah - 24V Rp70 juta, dan enam set elemen antena senilai Rp90 juta.

"Ya tidak penting, sangat tidak urgent," kata Gembong.

Baca: PDI Perjuangan Gelar Bakti Sosial Bantu Korban Banjir

Gembong berkelakar agar Pemprov DKI menggunakan bunyian dari bambu atau yang dikenal sebagai 'kentongan', sebagai alarm peringatan. Ia juga menyindir anggaran pengeras suara yang mencapai Rp4 miliar.

"Dari sisi kemanfaatan, saya kira tidak terlalu signifikan. Rasanya agak aneh saja," tambah dia.

Quote