Ikuti Kami

Hendi Beri Motivasi ke Peserta Pesantren Kilat Ramadan

Hendi juga mencuatkan protokol kesehatan (prokes) COVID-19 yang disebut "6M".

Hendi Beri Motivasi ke Peserta Pesantren Kilat Ramadan
Wali Kota Semarang, Jawa Tengah, Hendrar Prihadi (Hendi).

Bogor, Gesur.id -  Wali Kota Semarang, Jawa Tengah, Hendrar Prihadi (Hendi) memberikan motivasi kepada santri dalam kegiatan Pesantren Kilat Ramadan 1422 Hijriah secara daring di Pesantren Al-Fatah, Kompleks MA-SMK Ma'arif NU Ciomas, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Minggu (25/4)

"Santri dan pondok pesantren harus mengikuti arahan-arahan kepatuhan pada protokol kesehatan COVID-19 sehingga terhindar dari penularan virus corona jenis baru penyebab COVID-19," katanya pada Pesantren Kilat Ramadan 1422 Hijriah secara daring di Pondok Pesantren (Ponpes) Al- Fatah, Kompleks MA-SMK Ma'arif NU Ciomas, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Ahad (25/4) 2021.

Ia bahkan menjelaskan bahwa di Kota Semarang, sebagai Ibu Kota Provinsi Jawa Tengah, jumlah ponpes yang ada sedikitnya ada 180 ponpes, dan jika dibandingkan dengan kota besar seperti Bandung, Surabaya, lebih banyak.

Baca: Hendrar Prihadi Wajibkan Pendatang Karantina 5 Hari

Diakuinya bahwa memang ada ponpes di Semarang ada yang terkena COVID-19, namun Pemkot Semarang segera melakukan penanganan dengan isolasi.

"Santri yang positif diisolasi dan kemudian setelah ditangani dengan baik sudah sembuh," katanya.

Hendi juga mencuatkan protokol kesehatan (prokes) COVID-19 yang disebut "6M".

Jika sebelumnya prokes yang dikenal adalah 5M, yakni memakai masker, mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, dan membatasi mobilisasi dan interaksi.

"Prokes M ke-6 adalah memanjatkan doa, karena COVID-19 ini bukan hanya masalah kesehatan, sehingga kita harus memanjatkan doa kepada Allah subhanahu wa ta'ala di dalamnya," katanya.

Dalam kesempatan itu, ia sempat menjawab pertanyaan santri terkait perjalanan hidupnya hingga menjadi wali kota dua periode.

Ia menginspirasi para santri dengan apa yang disebutnya "investasi nama".

Sejak kecil, ia mengaku tidak pernah bercita-cita menjadi wali kota. Cita-citanya justru menjadi dokter, insinyur, hingga tentara.

"Tapi kuliah ekonomi. Setelah saya fakultas ekonomi baru berpikir, ternyata cita-cita boleh berubah tapi tujuan hidup harus sama. Harus bermanfaat untuk orang lain," kata Hendi.

Baca: Semarang Kota Terbaik, Hendi: Kawal Untuk Realisasi Program

Istilah investasi nama yang ia maksud yaitu selalu berbuat baik hingga menjadi manusia bermanfaat bagi manusia lainnya.

"Berusaha semaksimal mungkin bagaimana nama kita tidak jelek. Seperti antarsantri, jangan hanya berteman saat ketika senangnya saja," katanya.

Menurutnya, dari prilaku baik yang ia jalani selain berharap pahala, tapi juga mendatangkan keberuntungan, seperti ketika dirinya bergabung di partai, kemudian digadang-dagang menjadi calon anggota legislatif.

"Begitu masuk partai diminta jadi dewan. Setelah menjadi dewan terpilih, menjadi wakil wali kota juga begitu, karena masyarakat yang memilih pernah merasa terbantu," tandas Hendi.

Quote