Jakarta, Gesuri.id - Anggota Komisi VI DPR RI, Ida Nurlaela Wiradinata, angkat bicara terkait kondisi Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati yang masih sepi penumpang dan belum beroperasi secara optimal sejak diresmikan pada 2018.
"Sudah seharusnya masyarakat Jawa Barat bangga dengan BIJB Kertajati,” kata Ida, dikutip pada Rabu (18/6/2025).
Dalam kunjungan kerja BURT DPR RI dan dialog bersama direksi BIJB Kertajati pada Selasa (17/6/2025), Ida menegaskan pentingnya peran pemerintah untuk menghidupkan kembali bandara ini agar tidak menjadi proyek infrastruktur yang terbengkalai.
“Harapan kami, bandara ini bisa hidup dan DPR akan terus mendorong pemerintah agar bandara ini dapat beroperasi secara maksimal," ujarnya.
Politisi PDI Perjuangan dari Daerah Pemilihan Jawa Barat X yang meliputi Kabupaten Ciamis, Kuningan, Pangandaran, dan Kota Banjar ini juga menyoroti persoalan kepercayaan masyarakat terhadap jadwal penerbangan di BIJB.
Menurutnya, pembatalan penerbangan yang sering terjadi membuat masyarakat ragu memanfaatkan fasilitas bandara.
"Maskapai enggan membuka penerbangan dari sini karena jumlah penumpang minim. Tapi masyarakat juga enggan karena sering terjadi pembatalan jadwal. Ini harus dipecahkan bersama," tegasnya.
Sebagai informasi, sejak peresmiannya oleh Presiden Joko Widodo, BIJB sempat menjadi titik layanan sejumlah maskapai besar seperti Super Air Jet, Citilink, AirAsia, Malaysia Airlines, dan Scoot. Namun, kini hanya Scoot Airlines yang masih bertahan dengan melayani rute Kertajati–Singapura dua kali seminggu, setiap Selasa dan Sabtu.
Direktur Utama BIJB Kertajati, Muhammad Singgih, tetap menunjukkan optimisme terhadap masa depan bandara. Ia menyatakan bahwa jika jumlah penumpang meningkat, maka jadwal penerbangan akan kembali bergairah.
“Kami harap masyarakat Jawa Barat memanfaatkan penerbangan internasional ini. Kami juga ingin menarik wisatawan Singapura ke destinasi unggulan Jawa Barat,” ungkapnya.
Dengan lokasi strategis dan fasilitas internasional, BIJB Kertajati diyakini memiliki potensi besar sebagai gerbang penerbangan internasional bagi wilayah timur Jawa Barat. Ida pun menekankan bahwa berbagai pihak harus mengambil langkah konkret agar bandara ini tidak hanya menjadi simbol kemegahan tanpa fungsi nyata.
“Jangan biarkan bandara sebesar dan semegah ini menjadi monumen yang tidak dimanfaatkan maksimal,” pungkasnya.
