Jakarta, Gesuri.id - Anggota DPRD Jember, Indi Naidha menawarkan pekerjaan kepada Untung Surotapi, seorang juru parkir Tuli yang menghadiri rapat dengar pendapat (RDP) antara Komisi D DPRD Kabupaten Jember, Jawa Timur, dengan Gerakan untuk Kesejahteraan Tunarungu Indonesia (Gerkatin), di gedung parlemen, Senin (4/8).
“Mas Untung kan di Kelurahan Wirolegi dekat dengan perusahaan saya. Bisa nanti kerja paruh waktu di tempat saya untuk office boy kayak gitu. Istrinya juga bisa nanti bantu-bantu di tempat kami. Biar ada tambah-tambahan selain jadi tukang parkir,” kata Indi yang memiliki perusahaan batik Notonegoro ini.
Indi menawarkan pekerjaan ini setelah mendengar penuturan Untung melalui penerjemah. Untung mengaku kesulitan mencari pekerjaan karena keterbatasan kemampuan pendengaran. Hal yang juga dialami banyak Tuli di Jember.
Baca: Ganjar Harap Kepemimpinan Gibran Bisa Teruji
Menurut Indi, masih adanya keengganan pelaku usaha memberikan pekerjaan kepada penyandang disabilitas karena khawatir terjadi kecelakaan kerja. “Karena kalau misalnya ada apa-apa dengan karyawan kita, otomatis kita juga bertanggung jawab secara penuh,” kata Indi.
“Namun sebetulnya ini bisa disiasati pengusaha dengan mendaftarkan karyawan, baik itu yang difabel maupun yang bukan, ke BPJS Ketenagakerjaan. Itu solusinya yang kami lakukan di perusahaan kami,” tambah Indi.
Indi sendiri mengaku sudah terbiasa terlibat dengan anak-anak penyandang disabilitas. “Di tempat kami, sering dilakukan pelatihan untuk anak anak-anak, bahkan anak-anak difabel untuk belajar membatik,” katanya. Dia juga memfasilitasi Tuli yang ingin mengadakan pelatihan di tempat usahanya.
Melalui pelatihan itu, Indi ingin menjadikan penyandang disabilitas mandiri. “Salah satu caranya adalah kita harus bisa mengawal, melatih, dan memberikan kesempatan untuk mereka berwirausaha. Kalau hanya kita latih, tanpa kita fasilitasi bagaimana caranya menjadi wirausaha, pasti akan mandek di situ,” katanya.
Baca: Ganjar Nilai Ada Upaya Presiden Prabowo Rangkul PDI Perjuangan
“Saya mendengar ada kafe di Jakarta dan saya pernah datang ke situ, Harapan kita nanti ada salah satu spot yang dimiliki Pemkab Jember untuk membuat layanan misalnya kafe atau UMKM yang memang diproduksi oleh teman-teman kita yang difabel,” kata Sekretaris Komisi D DPRD Jember ini.
Selain masalah kesempatan kerja, Indi ingin ada pelayanan prioritas untuk penyandang disabilitas di tempat umum. “Misalnya parkir prioritas itu untuk difabel kan ada, kalau kita di bandara ataupun di tempat-tempat seperti bank,” katanya.
Indi prihatin mendengar informasi adanya Tuli yang harus mengantre lama di puskesmas karena tidak mendengar panggilan giliran dari petugas. “Difabel kategorinya banyak, Tapi apabila diberi fasilitas prioritas mereka akan pasti menuju ke tempat prioritas tersebut. Jadi tidak harus menunggu di tempat umum (bersama warga non disabilitas,red),” katanya.