Banyuwangi, Gesuri.id - Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, mengajak para santri untuk menjadi duta anti-bulliying di lingkungan sekitarnya. Hal tersebut disampaikan Bupati Ipuk saat bertemu dengan ratusan para santri Pondok Pesantren Amanatullah dalam rangkaian Bupati Ngantor di Desa (Bunga Desa) di Desa Wringinagung, Kecamatan Gambiran, Rabu (28/2).
“Anak-anakku sekalian harus tumbuh menjadi anak yang bahagia dan sehat. Jangan biarkan ada bulliying terjadi di antara kalian. Mari saling mengingatkan satu sama lain,” ujar Bupati Ipuk.
Baca: 3 Bandara Dibangun di Era Ganjar
Menurut Bupati Ipuk, kejadian tindak kekerasan berujung pada kematian santri asal Banyuwangi yang mondok di Kediri harus menjadi pengingat untuk semua. Tidak ada toleransi pada berbagai bentuk perundungan dan tindak kekerasan.
“Kalian harus menjadi duta anti-bulliying bagi lingkungan sekitar. Jika ada temannya yang jadi korban, segera bantu. Atau segera laporkan ke pengurus,” jelas politisi PDI Perjuangan itu.
Ajakan tersebut disambut hangat oleh pengasuh Pondok Pesantren Amanatullah, KH. Rouhin Huda. Menurutnya, pesantren harus mengedepankan akhlakul karimah. “Kita harus menjaga nama baik pesantren. Kita kedepankan akhlak luhur yang telah diteladankan Kanjeng Nabi Muhammad,” ujarnya.
Dalam kegiatan tersebut, para santri juga diperkenalkan dengan materi antiperundungan. Di antaranya tentang ragam perundungan. Mulai dari perundungan verbal, sosial, mental, digital dan fisik.
Baca: Ganjar-Mahfud Bersilaturahmi ke Kantor KWI
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Banyuwangi, Suratno, menjelaskan, gerakan anti-bulliying sedang digalakkan di berbagai lembaga pendidikan di Banyuwangi. Bahkan, setiap acara Bunga Desa, Bupati Ipuk mengagendakan bertemu dengan siswa-siswa, guru, dan komite sekolah untuk mensosialisasikan anti-bullying.
“Sosialisasi anti-bullying salah satu program prioritas Bupati Ipuk saat Bunga Desa. Kita libatkan semuanya. Para pelajar sendiri, pengajar, hingga orang tua,” ujarnya.