Ikuti Kami

Jokowi dan Basuki Tinjau Pengendali Banjir Kali Bogel

Lokasi proyek pengendalian banjir Kali Bogel sepanjang 7,21 km, di Kecamatan Sutojayan, Kabupaten Blitar.

Jokowi dan Basuki Tinjau Pengendali Banjir Kali Bogel
Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan kunjungan kerja ke Provinsi Jawa Timur untuk meninjau lokasi proyek pengendalian banjir Kali Bogel sepanjang 7,21 km, di Kecamatan Sutojayan, Kabupaten Blitar, Kamis (3/1). 

Blitar, Gesuri.id - Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan kunjungan kerja ke Provinsi Jawa Timur untuk meninjau lokasi proyek pengendalian banjir Kali Bogel sepanjang 7,21 km, di Kecamatan Sutojayan, Kabupaten Blitar, Kamis (3/1). 

Baca: Pemerintah Telah Rehabilitasi Saluran Irigasi Primer

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas tengah menyelesaikan pembangunan sejumlah infrastruktur pengendali banjir di Provinsi Jawa Timur salah satunya yakni normalisasi dan pelebaran alur sungai di Kali Bogel tersebut. 

Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono, mengatakan perubahan iklim merupakan tantangan dalam pengelolaan sumber daya air di Indonesia. Menurutnya, pergeseran dan perubahan masa musim hujan dan kemarau serta pola hujan dengan durasi pendek namun intensitasnya tinggi kerap mengakibatkan banjir. 

Ia pun mengajak semua pihak untuk menjaga daerah tangkapan air dengan salah satunya melakukan penghijauan lahan.

“Saya mengajak semua pihak untuk menjaga daerah tangkapan air melalui penghijauan kembali dan menahan laju alih fungsi lahan,” kata Menteri Basuki beberapa waktu lalu.

Turut mendampingi Presiden, Menteri PUPR, Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (BPN) Sofyan Djalil, serta Sekretaris Kabinet Pramono Anung. 

Adapun, Dirjen Sumber Daya Air Kementerian PUPR Hari Suprayogi menyatakan, normalisasi Kali Bogel tersebut akan bermanfaat sebagai pengendali banjir di lima desa dengan luasan sekitar 500 hektar. Kelima desa tersebut yakni Desa Pandanarum, Bacem, Sumberejo, Sutojayan dan  Kedungbunder. 

"Akhir tahun 2017 kita mulai kontraknya pembangunan pengendali banjir di sepanjang aliran Kali Bogel (3,5 km) ditambah anak sungainya yakni Sungai Geseng sepanjang 2,4 km, kemudian Kedung Wungu 1,4 km, dan Sungai Pajem 800 meter. Total seluruhnya hampir 8 km kita kerjakan selama 3 tahun dari 2017 saat ini progresnya 23%, selesai November 2020 kita percepat untuk segera berfungsi," ujar Hari. 

Seperti diketahui, kawasan  Sutojayan di sekitaran Kali Bogel selama ini menjadi daerah langganan banjir yang disebabkan sedimentasi dan kecepatan air yang tinggi yang menggerus dinding sungai dan tanggul sungai yang rendah.   

Baca: Presiden Perintahkan Pembangunan Pemukiman Korban Tsunami

Banjir di Sutojayan menjadi masalah setiap tahun pada musim penghujan dengan curah hujan tinggi. Bahkan di tahun 2004 pernah terjadi banjir besar dengan ketinggian lebih dari 2 meter yang meluluhlantakkan lahan pertanian dan merusak rumah-rumah penduduk.

Pembangunan Pengendali Banjir Kali Bogel merupakan upaya Kementerian PUPR bersama Pemerintah Daerah untuk memperbaiki Daerah Aliran Sungai (DAS) Kali Bogel yang masuk kategori kritis sehingga potensial mengakibatkan banjir. 

Di samping itu, tidak jauh dari lokasi pembangunan pengendali banjir Kali Bogel, Kementerian PUPR juga telah menyelesaikan rehabilitasi Daerah Irigasi Lodoyo Desa Jegu, Kecamatan Sutojayan, Kabupaten Blitar yang juga dikunjungi Presiden Jokowi. Rehabilitasi dilakukan dengan memperbaiki saluran irigasi sepanjang 16,42 km. 

Hari mengungkapkan, saluran irigasi Lodoyo sudah dibangun sejak tahun 1976 dengan kondisinya yang semakin menurun akibat sedimen, sehingga diperlukan langkah rehabilitasi. 

"Saluran induk irigasi ini terhubung dari Lodoyo hingga Tulungagung yang disebut Lodagung, sepanjang 169 km. Kita lakukan rehab dengan anggaran Rp 12,4 miliar yang dikerjakan dari Februari-Desember 2018, dan sudah rampung," jelasnya. 

Hari mengatakan, diharapkan dengan rehabilitasi tersebut dapat kembali mengoptimalkan fungsi jaringan irigasi Lodoyo untuk mengairi 3.802 hektar lahan pertanian yang digarap sekitar 6.548 petani.

Quote