Ikuti Kami

Jokowi Harap Riset Beri Manfaat Nyata, Jangan Tumpang Tindih

Presiden: Konsentrasi kita bukan hanya pada upaya memperbesar anggaran riset saja.

Jokowi Harap Riset Beri Manfaat Nyata, Jangan Tumpang Tindih
Presiden Joko Widodo (kedua kanan) didampingi Wapres Ma'ruf Amin (kanan) memimpin rapat kabinet terbatas (ratas) di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (11/12/2019). Presiden memimpin tiga ratas yang membahas soal penyaluran dana desa tahun 2020, akselerasi implementasi program perindustrian dan perdagangan serta strategi pengembangan riset dan inovasi dan penataan Badan Riset dan Inovasi Nasional. (ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/wsj.)

Jakarta, Gesuri.id - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menekankan pentingnya membangun dan memperkuat ekosistem untuk berkembangnya riset dan berkembangnya inovasi. Mulai dari regulasi, SDM (Sumber Daya Manusia), kelembagaan, sistem insentif dan sambungannya dengan industri hak cipta hingga anggaran dalam melakukan riset dan inovasi. 

Baca: Jokowi Sebut Anggaran Riset Indonesia Capai Rp26 Triliun

“Konsentrasi kita bukan hanya pada upaya memperbesar anggaran riset saja tapi bagaimana membuat anggaran riset menjadi efektif, memberikan hasil yang nyata, memberikan manfaat yang nyata,” kata Presiden Jokowi saat memberikan pengantar pada Rapat Terbatas (Ratas) tentang Strategi Pengembangan Riset dan Inovasi serta Penataan Badan Riset dan Inovasi Nasional, di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (11/12) sore. 

Tumpang tindih agenda riset yang menyebabkan pemborosan anggaran, tegas Presiden, harus segera diakhiri. Ia meyakini anggaran riset yang masih tersebar di berbagai kementerian, di berbagai lembaga jika dipadukan dengan peta jalan yang benar output dan outcome yang terukur akan sangat bermanfaat bagi kemajuan negara. 

Kunci Melompat

Sebelumnya pada awal pengantarnya Presiden Jokowi mengemukan, salah satu kunci agar negara kita dapat melompat menjadi negara yang maju adalah melakukan investasi di bidang riset dan di bidang inovasi. 

Presiden meyakini, melalui riset dan inovasi dapat dilahirkan gagasan-gagasan inovatif yang terkoneksi dengan dunia usaha, dengan dunia industri yang memberikan manfaat bagi masyarakat, dan pada akhirnya meningkatkan daya saing ekonomi nasional. 

Namun Presiden memberikan tekanan agar fokus riset betul-betul terarah, harus mulai dibawa ke framework yang sama, yaitu bagaimana membawa negara kita keluar dari middle income trap menuju negara maju. 

“Kita berhadapan dengan dunia yang berubah dengan cepat, inovasi teknologi mendistrupsi segala bidang kehidupan. Artificial intelegence, internet of thing, big data, telah membuat teknologi lama menjadi cepat usang dan digantikan dengan inovasi teknologi baru,” tutur Presiden Jokowi. 

Dengan visi besar dan arus perubahan yang cepat seperti itu, lanjut Presiden, maka kita harus memiliki sebuah strategi besar, memiliki desain besar untuk memilih agenda-agenda riset yang perlu didorong, perlu diberikan support secara besar-besaran. 

Baca: Megawati: Tidak Ada Negara Maju Tanpa Riset yang Kuat

Oleh sebab itu, menurut Presiden Jokowi,  kita harus pilih agenda riset yang paling diprioritaskan yang disepakati akan memberikan dampak signifikan pada kemajuan negara kita. Dan agenda riset dikerjakan dengan sungguh-sungguh dengan terfokus dengan support anggaran yang terkonsolidasi, dikerjakan sampai betul-betul jadi, dan memberikan manfaat yang nyata. 

Tampak hadir dalam ratas tersebut antara lain Wakil Presiden KH. Ma’ruf Amin, Menko Polhukam Mahfud MD, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut B. Pandjaitan, Mensesneg Pratikno, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, Menkeu Sri Mulyani Indrawati, Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono. Selain itu juga hadir Menhan Prabowo Subianto, Mendagri Tito Karnavian, Menlu Retno Marsudi, Menkes Terawan Agus Putranto, Menteri PANRB Tjahjo Kumolo, Mentan Syahrul Yasin Limpo, Menteri BUMN Erick Thohir, Menristek/Kepala BRIN Bambang Brodjonegoro, Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita, Mendikbus Nadhiem Makarim, Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo, Menparekraf Wishnutama, dan Menteri LHK Siti Nurbaya.

Quote