Ikuti Kami

Jokowi: Pengembangan Sektor Pangan Butuh Cara Baru Inovatif

"Memperbaiki daya dukung lingkungan, dan yang menyejahterakan para petani".

Jokowi: Pengembangan Sektor Pangan Butuh Cara Baru Inovatif
Presiden Jokowi saat membuka Jakarta Food Security Summit (JFSS) ke-5 Tahun 2020 secara virtual, baru-baru ini.

Jakarta, Gesuri.id - Presiden Joko Widodo mendorong dan mendukung pengembangan sektor pangan, namun harus dengan cara-cara baru yang inovatif sehingga berdampak besar bagi kepentingan rakyat banyak.

Baca: Bobby Nasution Akan Bangun Kantong Parkir Atasi Semrawut

"Pengembangan sektor pangan membutuhkan cara-cara baru yang inovatif, yang meningkatkan efisiensi proses produksi, pangan berkualitas dengan harga terjangkau, memperbaiki daya dukung lingkungan, dan yang menyejahterakan para petani," ujarnya, saat membuka Jakarta Food Security Summit (JFSS) ke-5 Tahun 2020 secara virtual, baru-baru ini.

Menurutnya, para pelaku usaha di sektor tersebut sudah seharusnya meninggalkan paradigma lama dan melompat maju dengan cara-cara baru dan skala produksi yang lebih besar. Semua itu dicapai dengan menjadikan korporasi petani sebagai basis pengembangan sektor pangan.

Nantinya, pengembangan harus dilakukan dengan mengedepankan nilai tambah di tahap on-farm maupun off-farm serta berbasis teknologi modern yang lebih efisien dan lebih produktif untuk memberikan kesejahteraan yang lebih baik kepada para petani dan sektor-sektor pendukungnya.

"Saya berharap para pengusaha yang tergabung di Kadin (Kamar Dagang dan Industri) menjadi bagian dalam cara-cara baru ini," kata Presiden.

Baca: Milad ke-108 Muhammdiyah, Ini Pesan Khusus Presiden

Secara khusus, Presiden memuji model kerja sama yang digagas Kadin berupa sistem inclusive closed loop. Melalui skema tersebut, kemitraan antara para petani dan ekosistem usaha akan dibangun mulai dari hulu hingga hilir sehingga keberlanjutan produksi dapat terjaga dan petani juga lebih sejahtera.

"Saya mendukung berbagai inisiatif kolaboratif yang melibatkan petani, koperasi, perbankan, dan offtaker. Beberapa inisiatif kolaborasi seperti petani hortikultura di Garut dan industri minyak sawit di berbagai daerah perlu untuk terus diperbaharui agar produktivitas dan nilai tambah bagi petani semakin meningkat dan perlu untuk direplikasi ke daerah-daerah lain," imbuhnya.

Selain itu, Kepala Negara juga meminta Kadin untuk terus memberikan pendampingan kepada jutaan petani swadaya agar dapat terwujud kemitraan yang saling menguntungkan bagi para petani dan para pelaku usaha pangan.

"Saya yakin Kadin mampu mencapai target ini. Saya sangat berharap model bisnis kolaboratif yang inklusif ini bisa mendongkrak sektor pangan sebagai kekuatan ekonomi baru yang membuka lebih banyak lapangan kerja dan menjadi sumber kesejahteraan seluruh masyarakat Indonesia," tandasnya.

Quote