Jakarta, Gesuri.id - Bupati Belitung Timur, Kamarudin Muten menilai Belitung Timur memiliki banyak atlet berbakat.
Atlet-atlet potensial ini hendaknya ditanamkan sejak dini jiwa sportivitas.
Mereka juga penting untuk diajarkan rendah hati saat berhasil memperoleh kemenangan, sekaligus intropeksi diri saat kalah.
Bupati menegaskan hal itu saat membuka ajang Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) Tingkat Kabupaten Belitung Timur 2025 di GOR Rimba Pelawan, Kecamatan Damar, Kabupaten Belitung Timur, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Rabu (14/5/2025).
Kamarudin Muten mengatakan sejak dini anak-anak harus diajarkan untuk aktif berolahraga.
Tak hanya baik untuk kesehatan fisik, tapi juga memberikan efek positif bagi pikiran dan perkembangan kejiwaan.
“Bagus ini. Anak-anak kecil harus rajin berolahraga supaya sehat dan memberikan motivasi mereka untuk berprestasi,” jelas bupati yang akrab disapa Afa ini dalam rilis Diskominfo Belitung Timur kepada Posbelitung.co, Kamis (15/5/2025).
Ia menjelaskan anak-anak perlu diajarkan sikap sportivitas dalam olahraga.
“Tadi saya tekankan harus sportif, bukan hanya mengejar prestasi. Karena jiwa sportivitas akan menciptakan anak-anak yang jujur,” tegas Afa.
Mantan Ketua Umum KONI Belitung Timur periode 2011 – 2015 ini menjelaskan Kabupaten Belitung Timur mempunyai banyak atlet berbakat.
Bahkan beberapa di antaranya telah berlaga di ajang nasional.
“Kita punya banyak atlet bagus terutama di atletik, senam, sepak bola wanita, voli dan lain-lain. Tinggal bagaimana kita memberikan perhatian untuk memotivasi mereka,” ujarnya.
Diketahui bahwa, sebanyak 241 atlet pelajar SD dan SMP di Kabupaten Belitung Timur ambil bagian dalam O2SN Belitung Timur 2025.
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Belitung Timur, Dedy Wahyudi mengatakan O2SN ini merupakan momentum yang tepat dan berharga bagi siswa-siswi jenjang SD/MI dan SMP/MTs untuk mengembangkan minat bakat dan kemampuan dalam bidang olahraga.
Kegiatan ini pada akhirnya bertujuan untuk meraih prestasi dan berkompetisi secara sehat.
“Nilai-nilai positif yang dibangun bagi peserta adalah belajar bekerjasama, mematuhi aturan, mengakui kelemahan diri sendiri dan belajar menghargai kekuatan lawan.
Dengan kompetisi ini pula diharapkan dapat mengilhami nilai-nilai fairplay (jujur, bersahabat, hormat dan bertanggung jawab,” jelas Dedy Wahyudi.
