Ikuti Kami

Kariyasa Menegaskan Kunjungan DPR RI ke SRMP 17 Tabanan Ingin Memastikan Pembelajaran Berjalan Maksimal

Sekolah Rakyat Menengah Pertama 17 Tabanan memiliki 75 orang siswa dan siswi yang berasal dari keluarga tidak mampu di Bali.

Kariyasa Menegaskan Kunjungan DPR RI ke SRMP 17 Tabanan Ingin Memastikan Pembelajaran Berjalan Maksimal
Anggota Komisi VIII DPR RI, I Ketut Kariyasa Adnyana.

Jakarta, Gesuri.id - Anggota Komisi VIII DPR RI, I Ketut Kariyasa Adnyana menegaskan kunjungan yang dilakukan  DPR RI untuk memastikan pembelajaran di SRMP 17 Tabanan berjalan maksimal. 

Apalagi siswa di SRMP selama 1 tahun belajar dianggarkan Rp 41 juta untuk satu orang siswa. 

“Kami di Komisi VIII akan selalu mengawasi hal ini. Jangan sampai anggaran untuk pembiayaan pendidikan tidak terserap dengan baik atau dikorupsikan,” tegas politisi dari Desa/Kecamatan Busungbiu, Kabupaten Buleleng.

Baca: Ganjar Dukung Gubernur Luthfi Hidupkan Jogo Tonggo

Sejauh ini, tegas Kariayasa, siswa yang belajar di SRMP 17 Tabanan sudah mulai menikmat. Mereka sudah bisa bernyanyi artinya dari psikologi sudah terbiasa belajar dengan sistem asrama. 

“Kita ingin juga sekolah rakyat ini terus berlanjut. Dan untuk di Bali sebagai jangka panjang ke depan sudah dibangun sekolah rakyat di Kabupaten Karangasem, daerah Kubu. Artinya kita akan terus kawal karena program ini memang untuk penanganan kemiskinan,” tandas Kariyasa Adnyana. 

Kariyasa Adnyana pun menegaskan kemiskinan ini memang harus dituntaskan. Dari data sekarang ada 80.000 angka kemiskinan dan dari jumlah itu serapan untuk mengentaskan kemiskinan baru 25.000. 

“Nah serapan kecil jadi ini harus dituntaskan,” ucapnya. 

Baca: Ganjar Harap Kepemimpinan Gibran Bisa Teruji

Sebelumnya diberitakan, saat ini sekolah rakyat di Bali baru ada satu yakni Sekolah Rakyat Menengah Pertama (SRMP) 17 atau setara SMP di Desa Banjar Anyar, Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan. Sekolah itu berlokasi di dalam area Sentra Mahatmiya Bali yang berada di bawah naungan Direktorat Jenderal Rehabilitasi Sosial Kementerian Sosial.

Sekolah Rakyat Menengah Pertama 17 Tabanan memiliki 75 orang siswa dan siswi yang berasal dari keluarga tidak mampu di Bali, yang terbagi dalam tiga kelas. Mereka terdiri atas 36 perempuan dan 39 laki-laki, masing-masing dari Kabupaten Tabanan ada 61 orang, Kabupaten Buleleng (7), Denpasar (4), dan Kabupaten Badung (3) orang. 

Kepala Sentra Mahatmiya Bali Sri Wibowo menyatakan, pembelajaran di SRMP ini tidak sistem semi militer. Melainkan seperti pembelajaran siswa SMP pada umumnya. Yang membedakan siswa hanya dapat tambahan kurikulum karakter. Bahkan diakuinya siswa pun boleh membawa handphone (HP), namun jam penggunaan akan diatur. “Kan nggak mungkin saat belajar bawa HP toh, jadi ada aturannya nanti yang langsung dihandle guru,” tuturnya.

Quote