Jakarta, Gesuri.id - Suasana di Lanting Lancang Kuning, Dusun Hilir Tengah I, Kecamatan Ngabang, Jumat (3/10), mendadak semarak. Bupati Landak, Karolin Margret Natasa, bersama para pehobi mancing udang galah dari Komunitas Pemancing Lancang Kuning, turun langsung memanen hasil tangkapan udang galah dari keramba Sungai Landak.
Didampingi Kepala Dinas Pertanian, Perikanan, dan Ketahanan Pangan Sahbirin serta Ketua Komunitas Pemancing Lancang Kuning Landak, Rian Saputra, Karolin memanen udang-udang berukuran besar yang menjadi kebanggaan masyarakat sekitar.
Dalam kesempatan itu, Karolin menyerukan pentingnya menjaga kelestarian Sungai Landak. Ia menegaskan, aktivitas penangkapan ikan atau udang secara ilegal seperti menggunakan setrum, racun (tuba), atau bahan peledak harus dihentikan karena merusak ekosistem sungai dan mengancam sumber penghidupan warga.
“Saya mengimbau kita semua untuk menjaga kelestarian sungai ini. Karena dengan kita menjaga sungai, maka sungai akan menjaga kita dan memberikan manfaat bagi masyarakat di sekitarnya,” ujar Karolin.
Menurutnya, Sungai Landak memiliki potensi besar sebagai sumber ekonomi masyarakat, baik dari hasil tangkapan udang maupun pengembangan wisata mancing. Ia mengapresiasi langkah Komunitas Pemancing Lancang Kuning yang aktif mengedukasi masyarakat agar tidak melakukan penangkapan ikan yang merusak lingkungan.
“Potensi udang galah di Sungai Landak sangat besar. Dengan menjaga kelestarian lingkungan, sungai ini bukan hanya jadi sumber penghidupan, tapi juga bisa dikembangkan sebagai destinasi wisata mancing unggulan,” tambahnya.
Sementara itu, Ketua Komunitas Pemancing Lancang Kuning Landak, Rian Saputra, mengatakan kehadiran Bupati Karolin menjadi dukungan moral bagi komunitasnya dalam menjaga Sungai Landak dari aktivitas ilegal fishing dan pembuangan sampah sembarangan. “Kami para pemancing sepakat menjaga sungai ini. Kalau sungai rusak, udang dan ikan berkurang, otomatis pendapatan nelayan juga turun,” ujarnya.
Komunitas yang baru terbentuk tiga bulan lalu ini juga rutin berpatroli di sekitar lanting untuk mencegah praktik penangkapan ilegal. Kini, para pemancing sudah bisa menikmati hasil tangkapan yang melimpah tanpa harus jauh mencari lokasi lain.
Udang galah berukuran besar dari Sungai Landak kini dihargai hingga Rp170 ribu per kilogram, menjadikannya komoditas bernilai tinggi. Bahkan, banyak pemancing dari luar daerah seperti Pontianak datang ke Ngabang untuk mencoba peruntungan mancing di sungai yang mulai kembali lestari ini.

















































































