Jakarta, Gesuri.id - Gubernur Bali Wayan Koster memimpin Apel Kesiapan Penanganan Sampah Kiriman yang berlangsung di Baruna Shelter, Pantai Kuta, Minggu 2 November 2025.
Kegiatan ini melibatkan TNI, Polri, OPD terkait, komunitas lingkungan, dan relawan sebagai bentuk kesiapsiagaan menghadapi potensi meningkatnya volume sampah yang terbawa arus laut ke pesisir Bali.
Dalam arahannya, Koster menegaskan pentingnya kesiapan semua pihak mengantisipasi fenomena sampah kiriman yang hampir setiap tahun mencemari pantai-pantai di Bali, terutama saat curah hujan tinggi.
Baca: Ganjar Nilai Ada Upaya Presiden Prabowo Rangkul PDI Perjuangan
“Setiap musim penghujan, Bali kerap menerima sampah kiriman dari luar daerah. Fenomena ini sudah menjadi siklus tahunan dan harus dihadapi dengan langkah yang terencana,” ujar Koster.
Menurutnya, material sampah yang terbawa ke perairan selatan Bali sebagian besar berasal dari berbagai daerah seperti Jawa Timur, Kalimantan, Sumatra, hingga Sulawesi. Arus laut dan angin muson membawa sampah hingga menumpuk di pesisir, termasuk Pantai Kuta, yang dikenal sebagai ikon pariwisata internasional.
“Kuta adalah wajah Bali di mata dunia. Kebersihan pantainya adalah tanggung jawab bersama agar keindahan alam tetap terjaga,” tegasnya.
Koster pun meminta Pemerintah Kabupaten Badung untuk menyiapkan armada kebersihan dan fasilitas pendukung di sepanjang kawasan pantai yang rentan terdampak, agar penanganan dapat dilakukan secara cepat begitu sampah mulai berdatangan.
Gubernur Koster memberikan apresiasi kepada Danrem 163/Wira Satya Brigjen TNI Ida I Dewa Agung Hadisaputra atas inisiatif menggagas apel siaga ini. Ia menyebut sinergi antara aparat, pemerintah, dan masyarakat menjadi kunci dalam menjaga kebersihan Bali.
"Begitu sampah datang, kita harus langsung bergerak. Jangan menunggu sampai menumpuk. Langkah cepat ini akan menjaga pantai tetap bersih dan menarik bagi wisatawan,” katanya.
Selain kesiapsiagaan personel, Koster menilai pentingnya koordinasi dengan BMKG Bali untuk memperkirakan pola hujan dan arah arus laut. Data tersebut akan menjadi dasar mitigasi dini dan perencanaan aksi kebersihan di lapangan.
Apel siaga kali ini menjadi yang pertama di Bali yang secara khusus digelar untuk menangani fenomena sampah kiriman secara preventif. Selama ini, pembersihan pantai umumnya dilakukan setelah tumpukan sampah menimbulkan keluhan masyarakat.
Baca: Ganjar Tegaskan Pemuda Harus Benar-benar Siap
“Kita tidak boleh lagi bekerja reaktif. Bali harus siap sejak awal agar keindahan alam dan citra pariwisata tetap terjaga,” tegas Koster.
Ia menutup sambutannya dengan menyerukan agar seluruh elemen terus menjaga pantai sebagai warisan alam yang menjadi kebanggaan dunia.
“Membersihkan pantai bukan hanya tugas pemerintah, tapi tanggung jawab moral kita semua untuk menjaga Bali tetap bersih, indah, dan bermartabat,” pungkasnya.
           
           
          
            
           
            
                            
                            
                            
                            
                            
                            















































































                    
                    
                    
                    
                    
                    
                    
                    
                    
                    