Ikuti Kami

Delegasi Asia-Afrika Rasakan Pesona Kota Yogyakarta

Hasto menyampaikan ada banyak potensi wisata budaya dan sejarah yang dimiliki Yogyakarta.

Delegasi Asia-Afrika Rasakan Pesona Kota Yogyakarta
Wali Kota Yogyakarta Hasto Wardoyo.

Jakarta, Gesuri.id - Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo, menyambut hangat kedatangan 22 delegasi Peringatan 70 Tahun Konferensi Asia-Afrika Bandung 1955, Minggu (2/11). 

Hasto mengucapkan selamat datang kepada seluruh peserta dan menyampaikan kebanggaannya atas kunjungan para delegasi ke Kota Yogyakarta yang dikenal sebagai kota budaya dan pendidikan.

“Saya berharap perjalanan Anda semua di Indonesia menyenangkan dan membawa banyak pengalaman indah. Setelah menikmati Bandung yang sejuk dan dinamis, serta Surabaya yang penuh semangat, kini saatnya Anda menikmati pesona budaya dan sejarah Yogyakarta,” ujarnya.

Baca: Ganjar Ajak Kader Banteng NTB Selalu Introspeksi Diri 

Hasto menyampaikan ada banyak potensi wisata budaya dan sejarah yang dimiliki Yogyakarta. Seperti halnya Sumbu Filosofi, konsep tata ruang yang diciptakan Sultan Hamengku Buwono I pada abad ke-18 yang ditetapkan sebagai Warisan Budaya Dunia oleh UNESCO pada 18 September 2023.

“Sumbu filosofi ini menggambarkan pandangan hidup masyarakat Jawa tentang keseimbangan kosmos, perjalanan hidup manusia, dan hubungan antara manusia dengan Tuhan,” jelasnya.

Mengakhiri sambutannya, Hasto berharap seluruh delegasi dapat menikmati kunjungan mereka di Kota Yogyakarta serta membawa kenangan indah dari kota yang sarat nilai budaya ini. Termasuk batik Segoro Amarto Reborn yang Ia berikan sebagai kenang-kenangan bagi para delegasi.

Pimpinan Delegasi, Professor Darwis Khudori, menyampaikan ucapan terima kasih atas sambutan hangat Wali Kota Yogyakarta beserta jajaran Pemerintah Kota. Ia mengatakan bahwa Yogyakarta memiliki peran penting dalam perjalanan sejarah bangsa, khususnya dalam konteks solidaritas Asia-Afrika yang berakar pada nilai-nilai kemerdekaan dan perdamaian.

“Yogyakarta bukan hanya kota budaya, tetapi juga kota yang merepresentasikan semangat persaudaraan antarbangsa. Kami merasa terhormat dapat hadir di sini dan merasakan langsung keramahan masyarakat Yogyakarta,” ujar Darwis.

Ia menambahkan, kegiatan kunjungan ini menjadi momentum untuk mempererat hubungan antarnegara di kawasan Asia dan Afrika, sekaligus memperkenalkan kekayaan budaya serta nilai toleransi yang tumbuh kuat di Kota Yogyakarta.

Baca: Ganjar Tekankan Kepemimpinan Strategis

Sementara itu, salah satu delegasi dari Jerman, Jan Niklas Huhn, menceritakan kesan pertamanya di Kota Yogyakarta. Melihat pertunjukan tarian tradisional, kekayaan seni budaya, termasuk batik, membuatnya terpesona dengan keindahan dan kehangatan kota ini.

“Saya sangat kagum melihat bagaimana masyarakat Yogyakarta menjaga tradisi dengan begitu hidup. Dari musik gamelan, tari-tarian, hingga proses membatik, semuanya menunjukkan kecintaan yang mendalam terhadap warisan budaya,” ungkap Jan Niklas.

Ia juga mengapresiasi keramahan warga serta suasana kota yang terasa damai dan bersahabat.

“Orang-orang di sini sangat terbuka dan ramah. Ini adalah pengalaman yang luar biasa bagi saya, tidak hanya untuk mengenal budaya Indonesia, tetapi juga untuk belajar nilai-nilai kebersamaan yang kuat,” tambahnya.

Quote