Ikuti Kami

Milchias Jacob: PTM Terbatas Harus Segera Dievaluasi

"Harus segera dievaluasi, PTM-T jelas teramat dipaksakan".

Milchias Jacob: PTM Terbatas Harus Segera Dievaluasi
Wakil Ketua DPC Taruna Merah Putih Jakarta Timur, Milchias Jacob (kanan). (Istimewa)

Jakarta, Gesuri.id - Wakil Ketua DPC Taruna Merah Putih Jakarta Timur, Milchias Jacob menilai Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTM-T) harus segera dievaluasi karena tidak berjalan dengan mulus. 

Menurut Milchias, PTM-T terkesan terlalu dipaksakan.

Baca: Ahok Perkirakan SPBU Kiamat Dalam 5 Tahun Lagi

"Harus segera dievaluasi, PTM-T jelas teramat dipaksakan," kata Milchias, Senin (14/2).

Milchias mengatakan lebih baik mengembangkan metode pembelajaran dari rumah yang jauh lebih efektif dan efisien ketimbang berdiri dalam sebuah kebimbangan. 

"Saya kira jauh lebih bijak jika pemerintah dan unsur-unsur terkait lebih fokus mengembangkan metode Pembelajaran Dari Rumah yang jauh lebih efektif dan efisien ketimbang bimbang dalam menentukan apakah PTM-T harus tetap berlanjut, atau diberlakukan blended learning, ataupun Pembelajaran Jarak Jauh," katanya.

"Para pelajar butuh kepastian dalam belajar, bukan sekedar masuk sekolah beberapa saat lalu kembali ke rumah dengan alasan ada yang kembali terpapar. Adalah egois ketika kemudian pemerintah tetap memaksakan untuk melaksanakan PTM-T di tengah kondisi pandemi yang mengkhawatirkan dengan alasan takut terjadi learning loss, sementara para pelajar mulai kehilangan semangat belajar karena aturan yang cukup plin-plan," lanjutnya.

Milchias juga menyinggung kepastian dan kenyamanan para pelajar dalam mengenyam pendidikan. Dia mengatakan jika terus-menerus seperti ini, para pelajar akan mulai bosan dan lelah dengan kebijakan yang bisa dibilang membingungkan.

Baca: Andi Arief Fly Sebut Sekjen Hasto di Balik Penambang Andesit

"Pelajar butuh kepastian dan kenyamanan dalam mengenyam pendidikan, bukan aturan yang membingungkan. Saya percaya Pemerintah punya solusi yang paling terbaik bagi keberlangsungan pendidikan. Baiknya dipikirkan juga para pelajar Kelas 12 yang harus menentukan kemana setelah ini mereka akan melanjutkan pendidikannya. Juga sistem penerimaan calon siswa dan mahasiswa baru juga perlu disesuaikan dengan apa yang terjadi 2 tahun belakangan ini," kandasnya.

Sebelumnya, sejak diberlakukannya PTM-T 100% pada awal Januari lalu, sekolah-sekolah di DKI Jakarta sudah banyak yang ditutup karena para guru dan siswanya terpapar virus Covid-19.

Quote