Jakarta, Gesuri.id - Wakil Komisi X DPR RI MY Esti Wijayanti prihatin dengan minimnya perhatian pemerintah terhadap perpustakaan dan dunia literasi.
Hal ini terlihat dari minimnya pustakawan hingga anggaran untuk perpustakaan.
"Pustakawan menjadi garda terdepan kita untuk bisa memberikan layanan pemahaman tentang perpustakaan belum dimiliki oleh kabupaten Gunungkidul. Tapi ini bukan hanya problematika di Gunungkidul saja, sejauh saya di komisi X selam 10 tahun upaya menambah pustakawan di perpustakaan di Indonesia menghadapi beberapa kendala," kata MY Esti, Rabu (24/9/2025).
Baca: Pramono Anung Targetkan 6.654 Ijazah Diputihkan
Dia mengatakan, beberapa kendala di antaranya belum tentu dibuka formasi pustakawan, meski dibuka belum tentu diterima pemerintah pusat. Seharusnya hal ini menjadi pekerjaan rumah pemerintah tidak hanya dibiarkan begitu saja.
Esti juga menyoroti tentang pustakawan yang dimiliki masih banyak yang belum diangkat jadi ASN sehingga penghasilannya rendah.
"Setiap tahun kita tagih tapi faktanya memang kesulitan mengenai pengangkatan atau untuk bisa menunjuk pustakawan hadir di sekolah hadir di perpustkaan masih jauh dari harapan," kata dia.
Jika berbicara lebih luas, terkait perpustakaan, Esti menyebut pemerintah belum melihat perpustakaan menjadi kunci literasi. Padahal indek literasi dari 81 negara, Indonesia nomor 71.
"Ini menunjukkan literasi Indonesia perlu daya dukung yang tinggi," kata dia.
Esti juga menyebut kendala yang dihadapi perpustakaan nasional pada tahun 2026 karena hanya sekitar Rp300 miliar untuk seluruh Indonesia. Selain itu tidak ada Dana Alokasi Khusu (DAK) fisik, dan hal ini menjadi masalah kedepannya. Padalah itu bagian dari anggaran pendidikan, dan anggaran digunakan untuk program lainnya.
Baca: Danang Maharsa Luncurkan Inovasi Kenceng untuk Tekan Stunting
Dia berharap Presiden Prabowo Subianto meningkatkan anggaran pendidikan termasuk didalamnya perpustakaan.
"Pak Presiden siapa tahu mendengarkan berita hari ini, kita tidak punya harapan tinggi ketika sama sekali tidak ada bantuan anggaran dengan keterbatasan yang dimiliki kabupaten. Mungkin (Presiden) tergerak pak Purbaya (menteri keuangan), sudah mengatakan MBG akan diurai, tahun ini anggaran baru sangat kecil ya itu mungkin bisa digunakan," kata dia.
"Apakah akan digunakan sebagai Silpa di tahun 2026, atau justru tahun ini mungkin ada gebrakan baru. Oke kita distribusi untuk berkaitan dengan pendidikan termasuk perpustakaan. PNRI (perpustakaan nasional Republik Indonesia) termasuklho," kata Esti.