Jakarta, Gesuri.id - Ketua DPP PDI Perjuangan Ahmad Basarah mengatakan peringatan Natal 2022 menggambarkan suasana suka cita, damai, dan relatif tidak ada suatu hal yang dapat mencederai kehikmatan perayaan Natal.
Hal ini membuktikan Pancasila bukan utopis dan bisa dibumikan.
“Itu salah satu bukti bagaimana kita membumikan Pancasila. Itu juga membuktikan bahwa Pancasila ideologi yang hidup di tengah-tengah bangsanya,” jelasnya, dalam acara peringatan Natal yang digelar PDI Perjuangan secara daring, Selasa (27/12).
Baca: Haul ke-13 Gus Dur, Andreas Buka Sejumlah Kegiatan di Malang
Basarah menyampaikan Soekarno pernah menjelaskan paham kebangsaan Indonesia adalah satu untuk semua dan semua untuk satu.
Tidak untuk satu agama, satu golongan, satu kelompok orang kaya, tapi Indonesia untuk semua masyarakat. Artinya, dalam konteks agama, maka Indonesia ini untuk semua umat beragama.
Karena itu, menurut Basarah, rakyat Indonesia patut bersyukur kepada Tuhan karena para pendiri bangsa. Bukan hanya merebut dan mempertahankan kemerdekaan bangsa Indonesia tapi juga bisa menyatukan bangsa Indonesia yang majemuk.
“Bung Karno menemukan mutiara sari patinya budaya bangsa Indonesia yang kemudian di konseptualisasikan dalam pidato 1 Juni yang kemudian kita sepakati menjadi dasar dan ideologi negara kita. Dan Pancasila ini menjadi meja statis tempat kita berpijak, kemudian menjadi kompas yang memandu ke arah mana bangsa,” ujar dia.
Salah satu bukti nilai Pancasila hidup adalah dirinya sebagai muslim, bisa duduk bersama anggota PDI Perjuangan lainnya yang berbeda agama. Hal itu juga jadi bukti kebhinekaan hidup di tengah-tengah masyarakat.
Baca: Andreas Ajak Sambut Tahun 2023 Dengan Penuh Optimisme
Pada kesempatan itu, Basarah mengatakan setiap tahunnya, ia selalu mengucapkan selamat Natal kepada umat Kristiani, begitu juga ucapan selamat pada saat perayaan agama lain.
Dengan mengatakan ucapan selamat itu, ia merasa akidahnya sebagai muslim tidak ada yang dilanggar. Maka dari itu, ia heran ada pihak yang mengatakan mengucapkan selamat natal atau selamat untuk agama lainnya adalah perbuatan haram.
“Saya sampai sejauh ini berpuluh-puluh tahun saya mengucapkan Natal, Galungan, dan sebagainya, rukun iman saya tetap lima. Jumlah rukun Islam tetap lima jumlahnya tidak berkurang menjadi empat, menjadi tiga, apalagi satu. Rukun iman saya juga tetap jumlahnya enam tidak berkurang menjadi lima dan seterusnya,” papar Basarah.
Begitu juga sebaliknya, lanjut Basarah, ketika anggota PDI Perjuangan yang nasrani mengucapkan selamat Idulfitri atau Iduladha, anggota itu tidak sedang kompromi akidah agamanya. Hal itu semata-mata dilakukan dalam rangka toleransi.