Jakarta, Gesuri.id - Anggota Komisi I DPR RI, Junico Siahaan, meluapkan kemarahannya atas maraknya penyebaran berita hoaks, terutama yang berkembang saat kasus penjarahan rumah menteri keuangan dan sejumlah anggota DPR saat demo insiden ojek online atau ojol pada Agustus 2025 lalu.
Nico Siahaan meminta Kementerian Komunikasi dan Digital turun tangan secara serius untuk menelusuri dalang di balik hoaks yang dinilainya telah mengganggu stabilitas keamanan negara.
"Kok, kayaknya negara kita gagap atas hoaks yang semakin merajalela? Harusnya ada aturan dan pengawasan. Banyak aduan, tetapi lagi-lagi hanya di-takedown,” ujar Nico Siahaan dikutip dari Instagram miliknya, Sabtu (13/12/2025).
Ia menegaskan, penyebaran hoaks bukanlah tindakan spontan. Menurutnya, pasti ada motif, tujuan tertentu, dan dilakukan oleh pihak yang memiliki kepentingan.
"Aktor intelektual penyebar berita bohong enggak pernah terungkap. Selalu hanya sebatas takedown, kita enggak tahu siapa yang melakukan framing,” lanjutnya.
Nico Siahaan menilai, pemerintah terlalu pasif dan hanya menghapus konten tanpa mengusut siapa dalang penyebarannya.
Mantan presenter kuis ini mendesak agar setiap kasus hoaks diproses melalui aparat penegak hukum (APH), bukan hanya tindakan administratif.
"Harusnya ada penyelidikan siapa dalangnya. Saya yakin ada kekuatan-kekuatan dari luar yang terorkestrasi seperti kejadian Agustus 2025 lalu,” tegasnya.
Ia menyayangkan, bagaimana hoaks bisa menyasar tokoh penting negara, termasuk Menteri Keuangan dan anggota DPR.
Nico Siahaan menambahkan, kelemahan ini harus segera diperbaiki untuk memperkuat pengendalian informasi dan keamanan digital di masa mendatang.
"Negara harus punya kontrol dan alat canggih untuk mendeteksi sumber berita bohong. Namun, bantuan pemerintah enggak ada dalam kasus kemarin,” katanya.

















































































