Jakarta, Gesuri.id - Anggota DPRD Provinsi Jawa Tengah, Yohanes Winarto menegaskan pentingnya peningkatan peran perempuan dalam setiap proses pengambilan keputusan, baik di tingkat desa maupun lingkup yang lebih luas.
Penegasan ini disampaikan dalam acara sosialisasi bertajuk "Partisipasi Perempuan Dalam Pengambilan Keputusan" yang berlangsung hangat di Desa Karanglangu, Kecamatan Kedungjati, Jumat, 17 Oktober 2025.
Kegiatan ini merupakan hasil kolaborasi strategis antara Kantor Dr. Yohanes Winarto dengan Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Provinsi Jawa Tengah.
Baca: Ganjar Tekankan Kepemimpinan Strategis

Tujuannya adalah untuk memberikan pemahaman dan motivasi kepada kaum perempuan agar lebih berani menyuarakan aspirasi dan terlibat aktif dalam perencanaan pembangunan.
Dalam sambutannya, Yohanes Winarto menekankan bahwa kekuatan pembangunan suatu bangsa tidak akan optimal tanpa suara perempuan. "Perempuan bukan hanya tiang negara, tetapi juga agen perubahan yang memiliki perspektif unik dan berharga," ujar Yohanes.
"Sudah saatnya suara ibu-ibu dan kaum perempuan menjadi penentu, bukan hanya pelengkap. Partisipasi mereka adalah cerminan dari demokrasi yang sesungguhnya!"
Acara ini dihadiri oleh perwakilan dari DP3AP2KB Provinsi yang memberikan materi komprehensif tentang kebijakan perlindungan dan pemberdayaan perempuan.
Kehadiran tokoh kharismatik Desa Karanglangu, Mbah Gito, juga menambah semangat acara. Mbah Gito, sebagai perwakilan tokoh masyarakat, menyambut baik inisiatif ini.
"Di desa, keputusan itu harus diambil bersama. Ibu-ibu di Karanglangu punya pandangan yang tajam, hanya kadang sungkan bicara. Lewat acara ini, harapannya 'sungkan' itu hilang. Kita butuh pikiran semua pihak untuk kemajuan desa," katanya.
Yohanes Winarto menambahkan bahwa pihaknya akan terus memfasilitasi program-program yang fokus pada peningkatan kapasitas perempuan.

Baca: Mengulik Gaya Kepemimpinan Transformasional Ganjar Pranowo
"Saya percaya, ketika perempuan diberi ruang, mereka tidak hanya akan mengambil keputusan yang baik untuk keluarga, tetapi juga untuk seluruh masyarakat. Dari Karanglangu, kita buktikan bahwa kebijakan publik yang inklusif dimulai dari desa!"
Kegiatan diakhiri dengan sesi diskusi interaktif, di mana para peserta, yang didominasi oleh ibu-ibu PKK dan perwakilan organisasi perempuan, secara aktif mengajukan pertanyaan dan berbagi pengalaman.
Tingginya antusiasme peserta menunjukkan adanya kesadaran yang kuat di tingkat akar rumput akan pentingnya kesetaraan gender dan partisipasi dalam ruang-ruang publik.

















































































