Ikuti Kami

Penanganan Corona, Kent Desak Anies Transparan Gunakan Rp3 T

Bahkan Kent meminta agar Masyarakat, Polri, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), dan Kejagung bisa turut serta dalam melakukan pengawasan.

Penanganan Corona, Kent Desak Anies Transparan Gunakan Rp3 T
Anggota Komisi D DPRD DKI Jakarta, Hardiyanto Kenneth.

Jakarta, Gesuri.id - Anggota Komisi D DPRD DKI Jakarta, Hardiyanto Kenneth meminta kepada Gubernur Anies Baswedan transparan dalam mengelola dan menggunakan Rp3,032 triliun dalam penanganan virus corona (Covid-19).

"Anggaran Rp 3 triliun itu harus diperketat pengawasannya, dan harus transparan untuk pengelolaan dan penggunaannya. Pak Anies benar-benar harus transparan dan terbuka dalam pengelolaan dana ini. Saat ini semua mata masyarakat tertuju kepada Pak Anies, dan kredibilitas serta nama baik Pak Anies akan dipertaruhkan disini, Jadi tolong jangan main-main," kata Kenneth di Jakarta, Jumat (3/4).

Baca: Aming Instruksikan Kader Aktif Bergerak Perangi Corona

Bahkan Kent meminta agar Masyarakat, Polri, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), dan Kejaksaan Agung (Kejagung) bisa turut serta dalam melakukan pengawasan dana pengelolaan Pandemi virus corona atau Covid-19.

"Masyarakat, Polri, KPK, dan Kejagung juga harus di ikut sertakan dalam pengawalan dana tersebut. Kita bersama-sama harus mengawal anggaran tersebut sampai kepada yang membutuhkan, jangan sampai disalahgunakan untuk kepentingan pribadi maupun kelompok tertentu," katanya.

Kent meminta kepada Gubernur Anies agar anggaran tersebut bisa di fokuskan untuk membeli alat kesehatan, berupa APD serta masker untuk tenaga medis, dan juga bisa digunakan untuk penyemprotan disinfektan untuk rumah - rumah warga, dan program bantuan sosial baik berupa dana maupun pangan bagi warga Jakarta yang tidak mampu terutama yang bekerja di sektor informal.

"Dana tersebut harus diprioritaskan untuk yang membutuhkan seperti tenaga medis, ODP, dan warga yang tidak mampu. Selain itu juga banyak warga yang bekerja di sektor informal sangat membutuhkan bahan pokok, karena efek dari wabah virus ini, mereka di himbau untuk menaati program pemerintah untuk tetap di rumah padahal mereka mencari nafkah dengan mendapatkan upah harian," ujarnya.

Selain itu, Kent mengapresiasi program Pemprov DKI Jakarta seperti Aplikasi Belanja Jarak Jauh yang di gagas oleh Perumda Pasar Jaya, aplikasi ini di anggap bisa mengatasi permasalahan warga agar tetap di rumah.

Namun, ia mempertanyakan program tersebut yang dinilainya hanya berpihak kepada warga menengah ke atas.

"Program belanja jarak jauh ini pangsa pasarnya siapa? kalau untuk kalangan menengah ke atas memang bagus,sangat menolong sekali. tetapi untuk masyarakat miskin di Jakarta bagaimana? mereka tidak mempunyai uang untuk belanja. Saya meminta kepada Pak Anies agar benar-benar memikirkan hal tersebut," kata Kent.

Pada saat wabah corona atau Covid-19 mulai merebak, Kent pernah melakukan pembagian masker dan hand sanitizer kepada warga-warga yang membutuhkan.

Namun, di tengah-tengah pembagian tersebut, ia dibuat miris oleh salah satu pengakuan ojek online.

"Lebih baik mati kena virus corona pak, saya berjihad karena mencari nafkah untuk keluarga saya. Jika saya mati kena corona saya yakin masuk surga, daripada saya membiarkan keluarga saya mati karena kelaparan, saya nanti bisa masuk neraka pak," kata Kent menirukan penuturan salah satu ojek online di daerah Kembangan, Jakarta Barat, pada saat dirinya meninjau lapangan dan sosialisasi kepada warga agar melakukan physical distancing.

Baca: Politisi PDI Perjuangan Ini Sumbang Gaji Setahun Basmi Covid

Oleh karena itu, Kent meminta kepada Gubernur Anies agar bisa menjamin nasib rakyat kecil yang setiap harinya bingung jika selalu di rumah dan tidak bisa mencari nafkah.

"Jadi slogan stay at home itu tidak berlaku bagi para pekerja harian, seperti tukang ojek online, pegawai sektor infomal, mereka yang mencari nafkah dengan mengharapkan upah harian. Jika mereka tidak keluar rumah mendapatkan uang, keluarganya di rumah tidak bisa makan, Saya yakin jika perut mereka semua kenyang maka mereka akan bisa menuruti himbauan pemerintah dengan slogan stay at home. agar program himbauan pemerintah ini supaya bisa berjalan dengan lancar harus di fokuskan kepada permasalahan yang paling mendasar terlebih dahulu yaitu “Masalah Perut” jika tidak maka ini akan menjadi lingkaran setan yang hanya berputar putar di permasalahan yang sama, tidak akan putus mata rantai virus ini," tegas Kent.

Quote