Jakarta, Gesuri.id - Ketua DPR RI Puan Maharani menegaskan perempuan memiliki peran strategis dalam memperkuat demokrasi Indonesia. Menurutnya, ruang politik dan pemerintahan tidak dapat berjalan optimal tanpa partisipasi perempuan yang kuat, setara, dan berkualitas.
Pernyataan tersebut disampaikan Puan dalam sesi talkshow bersama Kompas TV bertema “Perempuan dan Parlemen: Mendorong Demokrasi Inklusif”, Rabu (10/12), dimana ia menjawab berbagai pertanyaan mengenai kepemimpinan perempuan, kualitas representasi, hingga tantangan politik modern.
Dalam penjelasannya, Puan menyampaikan perempuan kini menempati 22,2 persen kursi DPR atau 129 dari 580 anggota, capaian tertinggi sejak kebijakan kuota 30 persen diterapkan. Meski belum mencapai target, menurutnya angka ini menunjukkan kemajuan yang signifikan.
Ia menegaskan kualitas kontribusi perempuan jauh lebih penting dari sekadar jumlah. “Yang paling penting adalah bagaimana perempuan bisa menunjukkan kualitasnya dalam politik.”
Puan juga menjelaskan bagaimana perspektif perempuan memperkaya proses pembuatan kebijakan nasional.
Menurutnya perempuan cenderung lebih detail dan peduli terhadap isu keseharian warga seperti pendidikan, keluarga, kesejahteraan sosial, serta kebutuhan masyarakat di akar rumput.
“Biasanya perempuan berbicara itu disertai rasa keperdulian dan pengalaman nyata masyarakat,” tuturnya.
Sensitivitas tersebut dianggap Puan sebagai kekuatan yang membuat kebijakan lebih inklusif dan relevan.
Dalam talkshow tersebut, Puan menyoroti tantangan besar yang dihadapi DPR dan pemerintah saat ini, yaitu maraknya disinformasi yang berpotensi memecah belah masyarakat.
Menurutnya, DPR menjalankan fungsi pengawasan dan legislasi, sementara eksekusi kebijakan berada sepenuhnya pada pemerintah. Karena itu, sinergi sangat diperlukan untuk menjaga kualitas informasi publik.
Sebagai Ketua DPR, Puan juga berperan dalam diplomasi parlemen, termasuk melalui keikutsertaan Indonesia dalam forum seperti P20 dan IPU. Ia konsisten menyuarakan pentingnya perdamaian dan persatuan dunia sebagai fondasi pembangunan.
Menurutnya, banyak negara menghadapi tantangan serupa dari hoaks hingga upaya adu domba sehingga kolaborasi global menjadi semakin penting.
Menutup sesi perbincangan, Puan memberikan pesan khusus kepada perempuan Indonesia agar terus bergerak maju, berani mengambil peluang, dan yang terpenting: saling mendukung.
“Perempuan itu harus dukung perempuan. Tidak mungkin satu perempuan bisa maju tanpa didukung perempuan lainnya,” katanya.
Ia mendorong perempuan untuk tidak mudah menyerah dan terus mengembangkan kapasitas diri.
Puan Maharani menunjukkan demokrasi inklusif bukan hanya soal representasi, tetapi juga kolaborasi dan dukungan antarsesama perempuan.
Dengan kapasitas dan keberanian yang terus berkembang, perempuan Indonesia kini berada pada posisi strategis untuk mendorong perubahan dan memperkuat tata kelola pemerintahan.

















































































