Jakarta, Gesuri.id - Puluhan ekor sapi milik peternak di Desa Sipora Jaya, Kecamatan Sipora Utara, Kabupaten Kepulauan Mentawai, dilaporkan mati secara mendadak dalam sepekan terakhir.
Dari total 100 ekor sapi yang dipelihara warga, sedikitnya 21 ekor mati dengan gejala mirip serangan Virus Jembrana.
Kepala Desa Sipora Jaya, Lutfi Anto, menyampaikan kabar itu kepada Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, Alex Indra Lukman.
“Kami sudah membuat pengaduan ke dinas di kabupaten, namun belum ada respon. Masyarakat makin resah karena jumlah sapi yang mati terus bertambah setiap hari,” ujar Lutfi, Senin (22/9/2025).
Menurut Lutfi, gejala yang terlihat pada sapi meliputi dubur membesar dan berwarna merah, diare disertai tinja berdarah, hingga keluarnya cairan berlebihan dari mulut dan hidung. Kondisi ini membuat warga khawatir wabah semakin meluas.
Mendapat laporan tersebut, Alex Indra Lukman segera berkoordinasi dengan Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Kementerian Pertanian.
“Alhamdulillah, Pak Dirjen bersama jajaran langsung bergerak cepat menindaklanjuti pengaduan masyarakat Mentawai. Hari ini tim kesehatan hewan sudah turun meninjau ke lokasi,” ungkap Alex Indra Lukman.
Kehadiran tim dari Unit Pelaksana Teknis Balai Veteriner (BVet) Bukittinggi dibenarkan oleh tokoh muda Desa Sipora Jaya, Yonathan.
Menurutnya, tim langsung mengecek kondisi sapi di kandang warga, serta memberikan vaksin dan suntikan vitamin pada sapi yang belum terjangkit.
“Dengan kedatangan tim, keresahan warga sedikit berkurang, walau kekhawatiran masih ada karena kematian sapi belum berhenti sepenuhnya,” kata Yonathan.
Ia menambahkan, sapi yang mati diminta segera dikubur dalam lubang sedalam satu meter untuk mencegah penularan.
Atas respon cepat tersebut, Kepala Desa Sipora Jaya menyampaikan apresiasi kepada Alex Indra Lukman.
“Atas nama Pemerintah Desa Sipora Jaya, kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya. Berkat fasilitasi Pak Alex, vaksinasi dan penyuntikan vitamin bisa dilakukan, sehingga ada harapan penyebaran virus bisa dihentikan,” ujar Lutfi.
Ia berharap langkah vaksinasi mampu memutus penyebaran Jembrana Disease Virus (JDV), sejenis retrovirus yang dikenal ganas menyerang sapi Bali, sehingga ternak masyarakat bisa kembali aman.