Jakarta, Gesuri.id — Di tengah dinamika kehidupan modern, nilai-nilai Pancasila terus hidup dan berkembang dalam interaksi sehari-hari masyarakat, terutama di lingkungan keluarga, Rukun Tetangga (RT), dan Rukun Warga (RW). Pengalaman nyata pengamalan Pancasila di tingkat akar rumput menjadi bukti bahwa ideologi bangsa ini bukan sekadar semboyan, melainkan pedoman hidup yang membumi.
Anggota DPR Fraksi PDI Perjuangan Putra Nababan mengatakan, di lingkungan keluarga, nilai Ketuhanan Yang Maha Esa tercermin dalam kebiasaan berdoa bersama, saling menghormati waktu ibadah, dan membimbing anak-anak dalam nilai-nilai spiritual. Sementara itu, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab tampak dalam sikap saling menghargai antaranggota keluarga, berbagi peran rumah tangga secara adil, dan menanamkan empati sejak dini.
"Nilai Persatuan Indonesia bisa diimplementasikan dalam bentuk gotong royong di lingkungan RT/RW. Gotong royong ini menjadi intisari dari Pancasila," kata Putra dalam kegiatan Sosialisasi 4 Pilar di Jakarta, Senin (30/6) .
Baca: Ganjar Beberkan Penyebab Kongres PDI Perjuangan Belum Digelar
Sementara sila keempat Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan menekankan pentingnya musyawarah dalam mengambil keputusan bersama dan semangat demokrasi yang menghargai kebijaksanaan kolektif.
"Kegiatan sosial seperti perayaan 17 Agustus atau bantuan untuk warga yang sakit, mencerminkan sila keempat. Keputusan diambil bersama, tanpa dominasi satu pihak, dan dijalankan dengan semangat kebersamaan," ujarnya.
Sementara itu, Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia diwujudkan melalui sistem iuran sukarela yang digunakan untuk membantu warga kurang mampu, memperbaiki fasilitas umum, atau mendukung pendidikan anak-anak di lingkungan tersebut.
Putra menegaskan selalu menghadapi tantangan setiap jaman yang berbeda beda. Arus informasi yang tidak terfilter dan pengaruh budaya luar yang bertentangan dengan nilai luhur bangsa menjadi ujian tersendiri. Oleh karena itu, literasi digital dan pendidikan karakter menjadi kunci agar generasi muda tidak hanya menjadi konsumen informasi, tetapi juga produsen nilai-nilai kebangsaan yang konstruktif.
Baca: Mengulik Gaya Kepemimpinan Transformasional Ganjar Pranowo
"Dengan semangat inklusif dan kolaboratif, generasi muda Indonesia diharapkan terus menjadi pilar utama dalam menjaga keutuhan bangsa melalui pengamalan Pancasila—bukan hanya sebagai simbol, tetapi sebagai gaya hidup," katanya
Lebih jauh Putra menyebutkan peran generasi muda dalam mengimplementasikan Pancasila memiliki karakteristik yang berbeda dibandingkan generasi sebelumnya, terutama karena konteks sosial, teknologi, dan tantangan zaman yang terus berubah.
Sebagai contoh dalam konteks historis dan konteks digital tentu berbeda perannya. Generasi sebelumnya berperan besar dalam menegakkan dan mempertahankan Pancasila di masa awal kemerdekaan, termasuk menghadapi ancaman ideologi lain. Sementara generasi sekarang berperan dalam mengadaptasi dan menyebarluaskan nilai-nilai Pancasila di era digital, seperti melalui media sosial, konten kreatif, dan literasi digital.