Ikuti Kami

Rahmad Ingatkan Waspadai Indonesia Jawara Diabetes 

Sudah semestinya ada kontrol serta pengawasan yang ketat terhadap makanan dan minuman siap saji yang mengandung gula. 

Rahmad Ingatkan Waspadai Indonesia Jawara Diabetes 
Anggota Komisi IX DPR RI Rahmad Handoyo.

Jakarta, Gesuri.id - Anggota Komisi IX DPR RI Rahmad Handoyo angkat bicara soal kadar gula berlebih dalam minuman kekinian yang menjadi sorotan berbagai pihak beberapa hari terakhir.

Menurut legislator PDI Perjuangan ini, sudah semestinya ada kontrol serta pengawasan yang ketat terhadap makanan dan minuman siap saji yang mengandung gula. 

“Ingat loh, Indonesia saat ini juara dunia nomor lima jumlah penderita diabetes. Kondisi ini harus dijadikan peringatan untuk menyelamatkan anak bangsa ini dari berbagai penyakit yang muncul akibat kebanyakan mengkonsumsi gula serta makanan dengan kadar gula tinggi,”kata Rahmad Handoyo dalam keterangannya kepada Gesuri.id di Jakarta, Selasa (27/9).

Baca: Rahmad Dorong Penelitian Dalam Negeri Terkait Pelabelan BPA

Rahmad menambahkan, sungguh ironis jadinya karena berbagai macam penyakit yang ditimbulkan penyakit gula berkepanjangan seperti gangguan jantung, gagal ginjal, stroke dan sebagainya, pada akhirnya mengeruk dan membebani uang rakyat (APBN) hingga triliunan rupiah melalui BPJS.

“Ya, ironislah, penyakit-penyakit yang timbulkan akibat kebanyakan mengkonsumsi gula maupun pola makan yang tidak sehat pada gilirannya  membebani keuangan negara. Kenyataannya, setiap tahunnya, triliunan uang rakyat habis digunakan untuk cuci darah, jantung struk maupun penyakit lainnya yang sebenarnya bukan penyakit menular. Kondisi seperti ini sangat membebani,” katanya.

Sebagai solusi untuk mengatasi kondisi yang kurang baik tersebut, Rahmad mengatakan, dinas esehatan melalui fasilitas-fasilitas  kesehatan seperti puskesmas posyandu, harus mengedukasi masyarakat secara masif dan terus menerus agar mengkonsumsi gula secukupnya saja serta pola makan yang sehat dengan menjaga pola makanan dari kadar gula tinggi.

“Masyarakat harus diedukasi bahwa mengkonsumsi gula berkebih  itu berbahaya bagi kesehatan. Masyarakat harus diingatkan, misalnya, anak-anak yang sudah mulai terkena diabetes, saat menuju dewasa, mereka sangat rentan dan beresiko bakal menanggung penyakit lainnya yang ditimbulkan penyakit gula berkepanjangan,” katanya.

Hal yang paling penting untuk menyelamatkan masyarakat dari bahaya penyakit diabetes, menurut Rahmad, adalah salah satunya  menegakkan Permenkes Nomor 30 Tahun 2013 tentang Pencantuman Informasi Kandungan Gula, Garam, dan Lemak Serta Pesan Kesehatan untuk Pangan Olahan dan Pangan Siap Saji.

“Nah, aturan permen tahun 2013 tentang pencantuman kewajiban untuk mencantumkan nilai kadar gula garam dan lemak kan sudah ada dalam iklanya. Aturan ini harus benar- benar dilaksanakan dengan kontrol serta pengawasan yang ketat. 

“Saya kira dinas dinas terkait harus dipastikan harus ikut mengontrol produk produk makanan cepat saji makanan olahan yang mengandung gula tinggi, tentu saja, kalau ada produk yang tidak mengindahan aturan harus diberikan sanksi yang tegas,” kata Rahmad. 

Baca: Rakhmad Ajak Masyarakat Kuatkan Semangat Gotong Royong

Namun ini tidak cukup harus di imbangi kampanye pola hidup dan makan yang sehat pula dari kandungan makanan kadar gula yang tinggi

Kadar gula dalam minuman kekinian mendapat sorotan tajam. Bermula dari seorang pelanggan es teh kekinian yang menganggap sebuah produk terlalu manis lalu malah berbuah somasi hukum untuk meminta maaf.

Sekadar catatan, International Diabetes Federation (IDF) mencatat 537 juta orang dewasa (umur 20 - 79 tahun) atau 1 dari 10 orang hidup dengan diabetes di seluruh dunia. Diabetes juga menyebabkan 6,7 juta kematian atau 1 tiap 5 detik.

Indonesia berada di posisi kelima dengan jumlah pengidap diabetes sebanyak 19,47 juta. Dengan jumlah penduduk sebesar 179,72 juta, ini berarti prevalensi diabetes di Indonesia sebesar 10,6%. Bahkan menurut data Menkes kemarin di sebut sudah naik menjadi 13 persen atau 35 juta penduduk Indonesi terjangkit diabetes ini jadi alarm bahaya bagi kesehatan masyarakat.

Quote