Ikuti Kami

Rakernas PERCASI, Utut Adianto: Pentingnya Dedikasi dan Sinergi Seluruh Pengurus

Utut: Menjadi pengurus catur itu tidak hanya harus memiliki kecintaan penuh.

Rakernas PERCASI, Utut Adianto: Pentingnya Dedikasi dan Sinergi Seluruh Pengurus
Ketua Komisi I DPR RI yang juga Ketua Umum PB Percasi, Grandmaster (GM) Utut Adianto, membuka Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Persatuan Catur Seluruh Indonesia (Percasi) ke-45 dengan pesan reflektif dan penuh makna. 

Jakarta, Gesuri.id - Ketua Komisi I DPR RI yang juga Ketua Umum PB Percasi, Grandmaster (GM) Utut Adianto, membuka Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Persatuan Catur Seluruh Indonesia (Percasi) ke-45 dengan pesan reflektif dan penuh makna. 

Dalam suasana yang hangat namun khidmat, Utut menegaskan pentingnya dedikasi dan sinergi seluruh pengurus dalam membangun olahraga catur di Indonesia.

“Menjadi pengurus catur itu tidak hanya harus memiliki kecintaan penuh, tetapi juga siap bersinergi untuk kemajuan catur di daerahnya masing-masing,” kata Utut Adianto, dikutip pada Rabu (12/11).

Rakernas ke-45 Percasi mengusung tema “Menguatkan Sinergi dan Kemandirian dalam Meraih Prestasi” dan dihadiri oleh 28 pengurus provinsi (Pengprov) dari seluruh Indonesia. Dalam forum tersebut, para peserta aktif menyampaikan pandangan, masukan, dan pertanyaan dalam sesi pemandangan umum. Bagi Utut, forum ini bukan sekadar rapat organisasi, tetapi wadah membangun kesadaran kolektif bahwa mengurus catur berarti menjaga api semangat olahraga yang kerap berjalan dalam senyap namun setia.

Dari Rakernas itu, lahir keputusan penting: Provinsi Banten terpilih secara mufakat menjadi tuan rumah Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Catur 2026. Lima provinsi yang sebelumnya mengajukan diri—Bali, Banten, Jawa Timur, Kalimantan Tengah, dan Sumatera Barat—bermusyawarah hingga mencapai kesepakatan bersama. Keputusan tersebut menjadi contoh nyata sportivitas di antara para pengurus daerah.

Selain itu, Rakernas juga menetapkan Musyawarah Nasional (Munas) Percasi akan digelar pada Maret 2026 untuk memilih Ketua Umum PB Percasi periode berikutnya. Menutup sidang, Utut kembali mengingatkan prinsip dasar yang menjadi landasan pengelolaan organisasi olahraga.

“Mengelola organisasi olahraga harus taat pada aturan, pada AD/ART, sebagaimana pecatur taat pada aturan gerak tiap bidak. Dalam catur, seperti halnya hidup, disiplin adalah bentuk tertinggi dari kebebasan,” tegasnya.

Sementara di luar ruang sidang Rakernas, Kejurnas Catur ke-50 tengah bergulir di Mamuju, Sulawesi Barat. Ajang yang dibuka secara resmi oleh Wakil Gubernur Sulbar, Mayjen TNI (Purn) Salim S. Mengga, tersebut diikuti hampir 600 pemain dari 30 provinsi.

Bagi Ketua Percasi Sulbar, Muhammad Jayadi, penyelenggaraan Kejurnas kali ini menjadi momentum bersejarah. 

“Ini sejarah baru bagi kami. Untuk pertama kalinya Sulbar menjadi tuan rumah Kejurnas Catur, dan kami berkomitmen memberikan penyelenggaraan terbaik bagi seluruh kontingen,” ujarnya.

Utut Adianto yang juga menyaksikan langsung perjalanan panjang catur nasional memandang perhelatan di Mamuju ini sebagai bukti nyata perkembangan catur Indonesia. 

“Dulu Kejurnas hanya diikuti 12 pecatur, kini setelah 50 tahun, pesertanya mencapai 600 atlet dari 30 provinsi. Ini bukti nyata bahwa catur Indonesia terus berkembang dan semakin dicintai,” ujarnya.

Lebih jauh, Utut menegaskan bahwa kunci kemajuan catur tidak hanya terletak pada bakat, melainkan pada pembinaan yang berkesinambungan. “Bakat itu penting,” katanya, “tapi pembinaan yang konsisten jauh lebih menentukan. Di mana ada anak berbakat, harus ada pelatih yang mendampingi secara terus-menerus.”

Bagi Utut, Rakernas dan Kejurnas yang berlangsung bersamaan ini menjadi simbol kesatuan antara perencanaan dan pelaksanaan, antara arah organisasi dan perjuangan di papan catur. 

“Kemajuan tidak datang dari keajaiban, melainkan dari kontinuitas dan kesetiaan yang tak pernah bosan menyiapkan masa depan,” tuturnya.

Pertandingan Kejurnas ke-50 dijadwalkan berlangsung dari 8 hingga 13 November 2025 di Mamuju Town Square (Matos). Di kota pesisir yang hangat itu, para pecatur muda dan senior bersaing dalam keheningan khas permainan pikiran—sementara di ruang lain, para pengurus menulis arah masa depan organisasi. Dua ruang berbeda, namun digerakkan oleh semangat yang sama: cinta yang tenang namun teguh kepada catur, dan kepada negeri.

Quote