Jakarta, Gesuri.id - Wakil Gubernur DKI, Rano Karno menekankan pentingnya pendekatan lintas sektor dalam upaya penanggulangan tuberkulosis (TB) di Jakarta.
Menurut dia, selama ini penanganan TB terlalu terkonsentrasi pada sektor kesehatan, sementara penyelesaiannya membutuhkan dukungan dari berbagai instansi.
Baca: Ganjar Pranowo Belum Pastikan Maju Pada Pilpres 2029
"Penyusunan program ke depan tidak bisa lagi hanya membebankan urusan TB pada Dinas Kesehatan. Harus ada distribusi peran yang lebih luas antar dinas," ujar Rano, Selasa, 2 September 2025.
Dia mencontohkan, untuk sosialisasi dan edukasi masyarakat, dinas-dinas lain seperti Dinas Pendidikan atau Dinas Komunikasi bisa ikut ambil bagian.
“Kami sudah mulai arah ke sana, termasuk soal anggaran yang bisa didukung oleh berbagai pihak,” ungkapnya.
Langkah ini, kata Rano, merupakan respons atas tingginya angka TB di Jakarta yang disebutnya "mencengangkan". Dia bahkan mengaku terkejut setelah mempelajari data dan literatur seputar penyakit tersebut.
“Setelah saya dalami, ternyata TB ini jauh lebih kompleks dari yang saya bayangkan. Dampaknya bisa lebih berat daripada COVID-19, dan ini terjadi di Jakarta, kota yang katanya paling maju,” kata Rano.
Baca: Teknologi Kian Gerus Dunia Pekerjaan
Rano juga mengungkapkan Presiden Prabowo Subianto telah menunjukkan perhatian serius terhadap isu TB. Karena itu, Pemprov DKI mulai menyusun kebijakan yang lebih terintegrasi dan terarah untuk merespons tantangan tersebut.
“Kami sudah sepakati, setidaknya 0,5 persen anggaran dari Dinas Kesehatan bisa dialokasikan khusus untuk kampanye dan penanganan TB. Tapi itu tidak cukup. Perlu keterlibatan semua pihak,” ujar Rano.
Pemprov DKI, lanjut dia, sedang menyiapkan peta jalan (roadmap) percepatan eliminasi TB dengan target-target lintas sektor yang terukur.