Ikuti Kami

Rieke Diah Berkeliling Temui Petani Tebu dan BUMN Gula, Berjuang Untuk #SavePetaniTebuIndonesia dan #SavePabrikGulaNasional

Rieke: Kita mendukung kebijakan Presiden Prabowo Subianto untuk Kedaulatan Pangan dan Kedaulatan Energi.

Rieke Diah Berkeliling Temui Petani Tebu dan BUMN Gula, Berjuang Untuk #SavePetaniTebuIndonesia dan #SavePabrikGulaNasional
Anggota DPR RI Rieke Diah Pirtaloka saat berkunjung ke Pondok Pesantren Raudlatul Ulum 2 Malang bersama Gus KH. Hamim Kholili, untuk menjumpai para petani tebu Indonesia dan juga BUMN, Jumat (31/10),

Jakarta, Gesuri.id - Anggota DPR RI Rieke Diah Pirtaloka turun langsung berkeliling bertemu para petani tebu di seluruh Indonesia dan perusahaan gula BUMN maupun swasta nasional. 

"Kita berjuang untuk #SavePetaniTebuIndonesia dan #SavePabrikGulaNasional," ungkapnya, Jumat (31/10), saat berkunjung ke Pondok Pesantren Raudlatul Ulum 2 Malang bersama Gus KH. Hamim Kholili, untuk menjumpai para petani tebu Indonesia dan juga BUMN. 

"Kita mendukung kebijakan Presiden Prabowo Subianto untuk Kedaulatan Pangan dan Kedaulatan Energi," sambungnya.

Menurut Rieke, Gus Amin dan Pak Sumitro dari Asosiasi Petani Tebu mengarahkan untuk memperjuangkan petani tebu Indonesia agar bisa sekuat petani tebu di negara lain.

Rieke mencatat Indonesia pernah menjadi produsen gula internasional nomor 2 setelah Kuba. Untuk itu, lanjutnya, jangan sampai petani makin sulit karena impor pangan yang tidak terkendali. 

"Jika pertanian tebu Indonesia maju, industri gula maju, dan tidak perlu impor gula lagi," ungkapnya.

Tercatat , poduksi tebu saat ini kurang lebih 38 juta ton se-Indonesia, menghasilkan 1,9 juta ton molase. Dari molase itu dapat diproduksi 500 ribu kiloliter etanol. 

Dari jumlah itu, 250 ribu kiloliter menjadi E5 dan sisanya 250 ribu kiloliter siap menjadi energi hijau etanol fuel green.

Presiden Prabowo Subianto dan Presiden Brazil Lula da Silva bekerja sama untuk mempercepat ketahanan dan kedaulatan energi Indonesia. Brazil adalah produsen etanol terbesar di dunia. 

Rieke menegaskan kalau Brazil bisa, Indonesia harus bisa. Brazil akan membuat pabrik etanol di Indonesia dengan transfer teknologi dan bahan baku harus dari produksi petani Indonesia.

Dulu harga molase Rp2.700/kg, kini Rp800–Rp1.000/kg. Petani kehilangan Rp1.700/kg. Salah satu penyebabnya: etanol diimpor dari Pakistan, padahal Indonesia sangat sanggup memproduksinya.

Sementara itu, Rieke mengungkapkan pesan petani tebu adalah insentif kredit bank dan pupuk subsidi harus berbasis luasan lahan garapan petani, bukan berbasis KK.

Quote